Yangon (ANTARA News) - Polisi Myanmar mulai menyita film bajakan "The Interview", film komedi fiksi tentang rencana pembunuhan pimpinan Korea Utara Kim Jong Un. Langkah tersebut dikatakan oleh media adalah bentuk tindak lanjut dari tekanan kedutaan besar Korea Utara di  Yangon.

Komedi provokatif yang memicu serangan siber pada Sony Pictures telah dirilis online setelah peretas mengirim ancaman bila film itu diluncurkan secara luas pada hari natal.

Laman berbahasa Inggris dari surat kabar The Irrawaddy mengatakan kedutaan besar Korea Utara telah meminta "tindakan yang tepat" kepada pemerintah untuk segera menghentikan aksi memperbanyak, distribusi, dan penjualan film itu di Yangon.

Tindakan itu dilakukan setelah ada pertemuan antara Duta Besar Korea Utara Kim Sok Chol dan kepala menteri divisi Rangoon Myint Swe pada Minggu. Surat kabar tersebut menambahkan bahwa divisi pemerintah Rangoon menolak berkomentar.

Pihak pemerintah dan polisi yang dihubungi Reuters mengatakan mereka tidak menerima perintah apa pun untuk menyita film tersebut.

"Kami menyitanya karena itu film bajakan," kata seorang petugas yang tidak mau disebut namanya dari kantor polisi di Latha Township, Yangon, merujuk pada sebagian film bajakan yang dirampas dalam razia baru-baru ini.

Di kios-kios dan toko penjual DVD bajakan di pusat kota Yangon, tidak ada satu pun film "The Interview", meskipun ada lusinan film bajakan lain yang dijual.

Saat ditanya mengapa film tersebut tidak tersedia, para penjual hanya menggeleng.

"Kami tidak punya 'The Interview', kata seorang penjual di daerah yang dipadati turis, dia menyilangkan telunjuknya di depan dada sebagai tanda bahwa film itu dilarang. Dia menolak untuk menjelaskan lebih lanjut.

Pemilik dari salah satu toko video terbesar di Yangon yang menolak disebut namanya mengatakan bahwa penjualan film itu menentang kebijakan pemerintah.

Para pejabat kedutaan Kora Utara telah mengunjungi tokonya beberapa hari lalu untuk meminta salinan film, kata dia, menambahkan bahwa dia diberitahu para staf melaporkan setiap toko yang menjual DVD itu ke polisi Myanmar.

Film parodi itu telah mengantungi penghasilan sebesar 31 juta dolar AS dari penjualan online, kabel, dan penyedia telekomunikasi sejak dirilis Desember lalu, kata Sony Pictures Entertainment pada 6 Januari. Film itu mendapat 5 juta dolar AS dari box office dan sebanyak 580 bioskop independen menayangkan film itu di Amerika Utara, demikian Reuters.

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015