Batam (ANTARA News) - Menteri Pariwisata Arief Yahya memandang wilayah Batam dan Bintan di Provinsi Kepulauan Riau sudah sempurna sebagai destinasi wisata.

"Batam dan Bintan untuk sebuah destinasi wisata itu perfect (sempurna)," kata Arief Yahya ketika melakukan kunjungan kerja di Batam, Minggu.

Kepulauan Riau mempunyai potensi pariwisata yang sangat bagus dan relatif mudah dijual karena memenuhi semua kriteria 3A untuk sebuah destinasi wisata; Attractiveness (daya tarik), Ammenities (fasilitas pendukung/akomodasi), dan Access (akses), kata Arief.

Jadi Kepulauan Riau mempunyai potensi yang bagus sekali dan relatif mudah dijual. "Tinggal bagaimana 'menjualnya'," kata dia.

Sebelumnya pada Sabtu, Menpar meninjau perkembangan di sejumlah destinasi dan akomodasi wisata di Kawasan Wisata Lagoi, Kabupaten Bintan.

Menpar juga meninjau perkembangan pembangunan bandara internasional di pulau Bintan yang panjang lintasannya mencapi empat kilometer dan lebar sekitar 60 meter sehingga bisa dipakai untuk mendarat pesawat berbadan besar.

Bandara internasional tersebut dijadwalkan akan rampung pada 2017. "Sangat potensial, kalau dibuka maka akan sempurna," kata Arief.

Menpar juga menyempatkan meninjau berbagai hotel dan resort mewah di pulau Bintan sebagai fasilitas pendukung pariwisata Bintan.

Sementara kawasan Great Batam, yang meliputi Kepulauan Riau dan sekitarnya menjadi gerbang bagi sekitar dua juta turis mancanegara mengunjungi Indonesia pada 2014.

Kemenpar selanjutnya mentargetkan kunjungan turis wisman ke Kawasan Great Batam mencapai 2,5 juta pada 2015, sedangkan target nasional Kemenpar adalah meningkatkan kunjungan turis wisman dari 10 juta turis wisman pada 2015.

Pada 2014, wilayah Great Bali, Great Jakarta dan Great Batam menjadi tiga kawasan tujuan utama pariwisata dengan menyumbang sekitar 90 persen jumlah kedatangan turis wisman ke Indonesia.

Sementara Indonesia pada 2014 hanya mencatatkan angka kunjungan wisman sebesar 9.435.411 atau tumbuh 7,2 persen dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebanyak 8.802.129 wisman.

Dengan angka pertumbuhan tersebut, Arief mengatakan industri pariwisata Indonesia sudah sustainable atau terus tumbuh karena lebih tinggi dari angka rata-rata pertumbuhan pariwisata dunia sebesar 4,7 persen.

"Namun belum cukup kompetitif," kata Arief.

Sementara pemerintah menargetkan untuk menggaet 20 juta wisman pada 2019 nanti.

Untuk mewujudkan target wisman pada 2019, tidak cukup hanya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, namun pemerintah menyiapkan strategi yang harus dilakukan antara lain memperbaiki infrastruktur pariwisata, infrastruktur ICT (Information and Communication Technology), kebersihan dan higienitas serta mempermudah akses dan konektifitas ke daerah tujuan wisata, kata Arief.

Perbaikan infrastruktur diharapkan sekaligus akan mendongkrak daya saing pariwisata Indonsia di tataran global yang saat ini berada di peringkat 70 ke peringkat 30 dunia pada 2019 nanti.

Pewarta: Aditya E.S.Wicaksono
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015