Saat ini kami sudah bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Dr RD Kandou, Manado. Kami menargetkan pada tahun ini dapat bermitra dengan 4 Rumah Sakit untuk pengoperasian LTS,"
Manado (ANTARA News) - PT Rajawali Nusindo pada tahun 2015 ini gencar menambah portofolio bisnis distribusi alat kesehatan dan farmasi dengan mengembangkan Laboratorium Total Solution (LTS) bekerjasama dengan rumah sakit yang ada di Indonesia.

"Saat ini kami sudah bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Dr RD Kandou, Manado. Kami menargetkan pada tahun ini dapat bermitra dengan 4 Rumah Sakit untuk pengoperasian LTS," kata Direktur Utama Rajawali Nusindo Tony Visiyanto, di Manado, Minggu.

Menurut Tony, bisnis LTS merupakan terobosan perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah dari bisnis distribusi alat kesehatan dan farmasi yang sudah digeluti perusahaan sejak lama.

Dalam kerja sama itu, Rajawali Nusindo yang adalah anak usaha BUMN PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), bertindak sebagai mitra kerja sama operasional (KSO) yang menyediakan alat kesehatan, renovasi ruangan laboratorium. Sedangkan RSUP Kandou menyiapkan tenaga medis profesional.

"Investasi yang kita alokasikan dalam mengembangkan Laboratorium Klinik Terpadu ini berkisar Rp20 miliar, untuk pembelian peralatan laboratorium medis yang berasal dari impor, termasuk renovasi ruangan," ujarnya.

Tony menambahkan pengembangan Laboratorium Total Solution di RSUP Kandou tersebut merupakan proyek percontohan bagi Rajawali Nusindo dan akan dikembangkan dimasa datang

Sementara itu, Direktur Operasional Rajawali Nusindo Chairani Harahap mengatakan kerja sama dapat meningkatkan akreditasi rumah sakit menjadi berskala internasional karena memadukan sistem laboratorium klinik terintegrasi dengan layanan rumah sakit secara keseluruhan.

Meski begitu Chairani tidak menyebutkan target kontribusi dari layanan kerja sama LTS tersebut terhadap total pendapatan Rajawali Nusindo.

Ia hanya menjelaskan saat ini tiga pilar bisnis trading dan distribusi Rajawali Nusindo yaitu healt care, ritel, farmasi dan alat kesehatan.

Dari proyeksi total pendapatan sebesar Rp3,1 triliun pada 2015, kontribusi terbesar masih pada layanan distribusi dan perdagangan alat kesehatan dan farmasi yang mencapai 50 persen.

Selanjutnya bisnis ritel distribusi dan perdagangan consumer goods seperti gula, minyak goreng, beras, daging, air dalam kemasan, dan bisnis industrial goods seperti minyak sawit, teh, dan mesin-mesin pabrik.

Dengan terus mengembangkan portofolio bisnis pada 2015 perusahaan juga menargetkan laba usaha sebesar Rp300 miliar, meningkat sekitar 15 persen dari realisasi laba tahun 2014 sebesar Rp250 miliar.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015