Jakarta (ANTARA News) - Pengurus masjid Ash Sholah di Jalur Gaza, Palestina, menyampaikan ucapan terima kasih dalam wujud penghargaan berupa plakat yang dibuat dalam bahasa Indonesia.

"Mereka menyampaikan itu atas sumbangan rakyat Indonesia yang membantu renovasi masjid yang hancur itu akibat agresi Israel 51 hari yang lalu," kata Ketua Presidium organisasi kegawatdaruratan kesehatan "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia dr. Henry Hidayatullah di Jakarta, Selasa.

Melalui Manajer Operasional MER-C Rima Manzanaris kepada Antara, dia menjelaskan bahwa lewat sumbangan yang masuk untuk amanah Kemanusiaan Gaza, MER-C pusat menyalurkan donasi rakyat Indonesia untuk pembelian material bagi perbaikan masjid itu.

Masjid itu terletak di wilayah Jabaliya, Gaza Utara. Jabaliya berjarak 4 kilometer 2,5 mil utara Kota Gaza.

Saat perang lalu jenazah syuhada sebagian besar ditemukan di wilayah utara Jalur Gaza, tepatnya di distrik Beit Hanun dan Jabaliya.

Kondisi masyarakat Jabaliya yang padat penduduk dan sebagian besar miskin membuat mereka belum dapat memperbaiki dan menggunakan masjid tersebut secara penuh karena adanya kerusakan di sana-sini.

Setelah mendapat laporan kerusakan, sukarelawan MER-C di Gaza melakukan pengecekan langsung ke lokasi masjid diikuti dengan pengiriman pengajuan material untuk perbaikan masjid ke MER-C pusat Jakarta berupa seng atap seluas 400 m2, karpet seluas 360 m2, semen 20 sak, blok/batako 200 buah, dan pasir satu truk.

Setelah renovasi diselesaikan dalam waktu sepekan pengurus Masjid Ash Sholah mengundang para sukarelawan MER-C di Gaza dalam acara syukur mereka kepada Allah SWT.

Pada saat itulah pengurus masjid mengucapkan terima kasih unik dalam bahasa Indonesia

Imam Masjid Ash Sholah Abu Bilal memberikan sambutan dan kemudian memberikan plakat penghargaan serta ucapan terima kasih kepada rakyat Indonesia yang telah membantu memperbaiki masjid tempat mereka, sekaligus memohon keridhaan dan pertolongan Allah SWT selama ini.

Mereka berusaha keras menulis plakat dalam bahasa Indonesia.

Ketika para sukarelawan menanyakan kenapa harus bersusah payah dengan bahasa Indonesia? Salah seorang pengurus menjawab hal ini mereka lakukan agar pesan mereka bisa langsung dipahami oleh rakyat Indonesia melalui MER-C.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada semua donatur yang telah mempercayakan donasinya melalui MER-C. Teriring doa semoga donasi yang diberikan menjadi amal baik yang terus mengalir bagi para donatur selama masjid ini dimanfaatkan oleh saudara-saudara kita di Gaza, Palestina," kata Henry Hidayatullah.

MER-C sendiri saat ini sedang mempersiapkan peresmian sekaligus serah terima sebuah rumah sakit, yakni bernama Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza, yang dibangun sejak enam tahun silam.

Pembangun RSI di Gaza berawal dari misi tim bantuan kemanusiaan Indonesia yang membawa bantuan obat-obatan dari pemerintah dan rakyat Indonesia untuk warga Gaza, Palestina, akhir 2008 hingga awal 2009, dipimpin dr. Rustam S. Pakaya, M.P.H. yang saat itu menjabat Kepala Pengendalian Krisis (PPK) Departemen (Kementerian) Kesehatan dan Direktur Urusan Timur Tengah Departemen Luar Negeri Aidil Chandra Salim, M.Comm.

Dalam perkembangannya, kemudian MER-C menggalang dana dari masyarakat Indonesia hingga akhirnya terwujud RSI di Gaza, yang lokasinya berada di Bayt Lahiya, Gaza Utara.

Pewarta: Andi Jauhari
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015