Bengkulu (ANTARA News) - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kota Bengkulu menyebutkan bahwa peredaran beras sintetis atau beras berbahan plastik belum ditemukan di daerah itu.

"Hasil uji sampel yang kami ambil dari beberapa pedagang beras di sejumlah pasar tradisional tidak ditemukan beras sintetis," kata Kepala BPOM Bengkulu, Zulkifli, di Bengkulu, Jumat.

Ia mengatakan beras yang dijual petani dari tiga pasar tradisional yakni Pasar Minggu, Pasar Panorama dan Pasar Barukoto bebas beras sintetis.

Pengujian langsung yang dilakukan BPOM di tiga pasar dan dua swalayan menggunakan media air.

Petugas mengambil beras yang dari sisi fisik mencurigakan lalu mengenali aroma lewat penciuman dan memasukkan dalam cangkir berisi air.

"Kalau beras terendam dalam air atau beras tidak mengapung berarti asli," ucapnya.

Metode lain adalah menggigit langsung beras tersebut. Beras asli tambah dia akan mudah digigit, sedangkan beras sintetis lebih keras.

Selain menguji langsung sampel di lokasi, BPOM juga membawa sejumlah sampel untuk diuji di laboratorium untuk memastikan keaslian beras yang beredar di pasaran daerah itu.

Pengujian sampel di pasar tradisional dan swalayan itu juga diikuti Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bengkulu.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bengkulu, Erwan Syahrial mengatakan akan menyosialisasikan ciri-ciri beras sintetis agar pedagang dan masyarakat tidak tertipu.

"Mengenali beras asli atau palsu bisa dengan cara mencium aroma beras, merendam beras di air, dan membakar beras," katanya.

Ia juga mengimbau masyarakat di daerah ini agar beras lokal atau dalam bahasa setempat disebut beras dusun, sebab berasal dari sentra pertanian tanaman pangan di daerah itu.

Pewarta: Helti Sipayung
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015