PBB, New York (ANTARA News) - Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) pada Selasa (18/8) mengatakan sejak peningkatan konflik pada 26 Maret di Yaman, lembaga PBB itu mencatat sedikitnya 6.221 warga sipil jadi korban.

Korban jiwa tersebut meliputi 1.950 warga sipil tewas dan 4.271 cedera, kata seorang juru bicara PBB di Markas Besar PBB, New York, AS.

Antara 31 Juli dan 14 Agustus, sedikitnya 119 warga sipil tewas atau cedera di Yaman, kata Wakil Juru Bicara PBB Vannina Maestracci dalam satu taklimat harian di markas badan dunia itu.

Pada awal Agustus, Ismail Ould Cheikh Ahmed --Utusan Khusus PBB untuk Yaman-- bertemu dengan para pejabat di Kairo, Ibu Kota Mesir, sebagai bagian dari upaya yang dilancarkan untuk mencapai penyelesaian politik bagi konflik Yaman, kata Xinhua di Jakarta, Rabu.

Hampir 100.000 orang telah menyelamatkan diri dari negara Timur Tengah tersebut.

Utusan Khusus PBB itu bertemu dengan Nabil El-Araby, Sekretaris Jenderal Liga Arab, dan bertukar pandangan mengenai situasi di Yaman serta proses perdamaian.

Pengungsi dan keluarga yang kehilangan tempat tinggal termasuk di antara orang yang paling rentan di Yaman, dan badan pengungsi PBB itu menyeru semua pihak dalam konflik Yaman agar menghormati dan melindungi nyawa serta hak asasi warga sipil tersebut.

UNHCR terus menyerukan diberikannya akses tanpa halangan dan gerakan pekerja kemanusiaan serta pasokannya sehingga bantuan penting dapat mencapai mereka yang memerlukan.

Saat ini, ada lebih dari satu juta orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka di Yaman, sebanyak 250.000 pengungsi dan lebih dari 21 juta orang yang memerlukan di seluruh negeri itu.

Lebih dari 46.000 orang, termasuk warga Yaman dan pengungsi dari negara ketiga, telah menyelamatkan diri dari Yaman, terutama menuju Djibouti dan Somalia, sejak konflik meletus pada Maret. Pada saat yang sama dan sejak awal tahun ini, sebanyak 35.000 orang telah tiba di Yaman dengan naik perahu dari seluruh Teluk Aden, kata beberapa laporan.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015