Akhirnya negara peserta RCEP dapat menyepakati modalitas perdagangan barang, dimana kesepakatan menyusul kesepakatan atas modalitas perdagangan jasa dan investasi pada pertemuan intersesi para Menteri RCEP, Juli 2015 lalu,"
Jakarta (ANTARA News) - Para perunding Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) akhirnya mencapai kata sepakat atas modalitas perdagangan barang menuju ke perundingan tahap berikutnya, dimana secara keseluruhan proses perundingan diharapkan rampung pada tahun 2016 mendatang.

"Akhirnya negara peserta RCEP dapat menyepakati modalitas perdagangan barang, dimana kesepakatan menyusul kesepakatan atas modalitas perdagangan jasa dan investasi pada pertemuan intersesi para Menteri RCEP, Juli 2015 lalu," kata Duta Besar Indonesia untuk World Trade Organization (WTO) selaku Ketua Perunding Regional Comprehensive Economic Partnership Trade Negotiation Committee (RCEP TNC), Iman Pambagyo, dalam siaran pers yang diterima, Selasa.

Para Menteri RCEP selanjutnya memberikan arahan kepada Trade Negotiating Committee (TNC) untuk menyiapkan proses perundingan Request and Offer atau Paket Permintaan dan Penawaran menuju target integrasi RCEP pada Putaran berikutnya di Busan.

Selain itu, para menteri juga meminta TNC untuk mengintensifkan upayanya untuk menyelesaikan perundingan RCEP pada tahun 2016 mendatang, dan jika kesepakatan tersebut bisa dicapai, maka kawasan RCEP akan menjadi kawasan perdagangan bebas terbesar di dunia yang melingkupi 49 persen populasi dunia, 30 persen GDP dunia, 29 persen total perdagangan dunia, serta 26 persen world FDI inflows.

Sementara itu, Staff Ahli Menteri Perdagangan bidang Diplomasi Perdagangan Sondang Anggraini mengatakan bahwa perundingan RCEP tidak hanya mencakup akses pasar, tetapi juga membahas kerja sama teknis untuk mengurangi kesenjangan tingkat ekonomi yang ada.

Sondang yang mewakili Menteri Perdagangan menambahkan, diharapkan perundingan RCEP akhirnya menjadi kesepakatan yang berimbang, dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak, dan mampu mendorong pertumbuhan industri bernilai tambah yang memanfaatkan pasar RCEP sebagai sumber bahan baku maupun tujuan ekspor (regional value chain).

Saat ini, perekonomian negara peserta RCEP tetap stabil di tengah melemahnya kondisi perekonomian global. Nilai total perekonomian RCEP tercatat mencapai 22,7 triliun dolar Amerika Serikat pada tahun 2014 atau sebesar 29,3 persen perekonomian dunia.

Dari sisi perdagangan tercatat bahwa total perdagangan mencapai 10,8 triliun dolar AS atau sekitar 28,4 persen dari total perdagangan dunia. Sedangkan untuk Foreign Direct Investment yang masuk ke negara RCEP mencapai 366,3 miliar dolar AS atau 29,8 persen dari total FDI dunia.

Kerja sama RCEP dinilai dapat memberikan peluang akses pasar bagi Indonesia untuk kedepan, mengingat saat ini pemerintah tengah gencar membangun infrastruktur yang akan mendorong tumbuhnya industri nasional sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.

Mengingat waktu yang tersisa, Indonesia perlu bekerja keras untuk segera menyiapkan Paket Permintaan dan Penawaran perdagangan barang, jasa, dan investasi dengan tetap melindungi kepentingan nasional. RCEP putaran ke-10 direncanakan berlangsung di Busan, Korea Selatan pada 12-16 Oktober 2015 mendatang

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015