Jakarta (ANTARA News) - Pakar kesehatan dan pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Dr dr Ari Fahrial Syam mengingatkan berbagai pihak terkait guna mewasdapai dampak munculnya hipoksia atau kekurangan oksigen akibat dari kabut asap hasil pembakaran lahan.

"Selain dampak langsung dari asap mengganggu pernafasan, mengiritasi mata dan kulit, kondisi asap akan menyebabkan penurunan kadar oksigen udara luar yang akan membawa dampak buruk buat kesehatan," kata Ari Fahrial Syam dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Untuk itu, Ari yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia cabang Jakarta juga mengemukakan, dampak asap di sejumlah daerah seperti Pekanbaru, Riau, yang dihubungkan dengan kekurangan oksigen atau hipoksia, juga perlu diketahui oleh masyarakat.

Ia menjelaskan, hipoksia adalah suatu keadaan kekurangan oksigen yang bisa menyebabkan permasalahan kesehatan karena akan berpengaruh pada organ-organ tubuh kita.

"Hipoksia bisa terjadi karena kadar oksigen yang kurang dari udara. Di dalam tubuh kita sebenarnya keseimbangan oksigen dijaga oleh sistim kardiovaskuler dan sistim pernafasan. Oleh karena itu kondisi hipoksia juga dapat terjadi jika kita mengalami kerusakan pada sistim jantung dan pembuluh darah dan sistim pernafasan," katanya.

Menurut dia, sejumlah kondisi yang membuat kadar oksigen rendah antara lain bila berada di atas ketinggian seperti di pegunungan, berada di ruangan tertutup tanpa sirkulasi udara yang baik atau sirkulasi udara baik tetapi dipenuhi asap rokok.

Selain itu, seorang perokok dinilai akan mengalami hipoksia kronis yang jelas akan mengganggu kesehatannya. "Penelitian pada manusia menunjukkan bahwa pada kelompok orang yang sering berada di ketinggian, yang terpapar dengan kadar oksigen yang rendah, ternyata lebih sering mengalami perdarahan lambung dibandingkan kelompok orang yang berada lebih rendah dari ketinggian," paparnya.

Ia juga memaparkan, kadar oksigen yang rendah pada seseorang yang memang sudah mempunyai sumbatan pada pembuluh darah jantung jelas akan menyebabkan jantung mengalami penurunan suplai oksigen yang berat yang akan menyebabkan jantung akan mengalami iskemia (kekurangan oksigen) bahkan sampai terjadinya infark (kematian jaringan).

Begitu pula pada orang yang sudah mempunyai permasalahan pembuluh darah otak maka kekurangan oksigen juga akan lebih memperburuk penurunan oksigen pada otak sehingga pasien menjadi tidak sadar.

Sedangkan pada orang-orang yang memang sudah biasa tinggal pada daerah pada ketinggian atau daerah dengan kadar oksigen rendah biasanya tubuh sudah dapat mentoleransi akan kebutuhan oksigen tersebut.

Sebagaimana diberitakan, Dinas Kesehatan Provinsi Riau membagikan lagi 4.000 lembar masker kepada para pengguna kendaraan roda dua, penumpang angkot dan pejalan kaki guna menekan dampak penyakit akibat asap pembakaran lahan dan hutan di daerah itu.

"Pembagian masker dilakukan oleh sejumlah tenaga honorer di lingkup Dinkes Provinsi Riau di sekitar mall SKA Pekanbaru dan sekitarnya," kata Kepala UPT. Instalasi Farmasi dan Logistik Kesehatan Bambang Sutrisna, SKM, MH, di Pekanbaru, Senin (7/9).

Menurut dia, merilis Indeks ISPU berdasarkan pantauan terakhir PT Chevron Pasicific Indonesia (CPI) menunjukkan kenaikan dengan rata-rata di atas 300 PSI. ISPU pada tingkat di atas 300 PSI tersebut, katanya, sudah berada pada ditingkat yang sangat berbahaya bagi kesehatan sehingga masyarakat harus memakai masker.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015