Kuala Lumpur (ANTARA News) - Badan Sepak Bola Malaysia dijepit peluang dijatuhi sanksi pada Rabu setelah para penggemar yang melemparkan kembang api membuat pertandingan kualifikasi Piala Dunia harus dihentikan, yang memperburuk krisis sepak bola di negara itu.

Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM), yang berada di bawah tekanan berat sejak pekan lalu kalah 0-10 dari Uni Emirat Arab (UEA), mengatakan pihaknya "menunggu keputusan FIFA" setelah insiden yang terjadi pada Selasa.

Para penggemar militan yang marah saat timnasnya dipermalukan 0-10 di UEA membakar kembang api yang menimbulkan asap berwarna jingga di Stadion Shah Alam, ketika Malaysia tertinggal 1-2 dari Arab Saudi pada fase akhir pertandingan Selasa.

Para pemain dan ofisial bergegas meninggalkan lapangan dan para penggemar Arab Saudi berlari dari tribun penonton ketika sejumlah suar melayang di sekitar stadion. Sebelas orang ditahan namun tidak seorang pun dilaporkan cedera.

Presiden Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) Shaikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa mengatakan badan regional "sangat kecewa" dan akan mendukung penyelidikan apapun yang dilakukan oleh FIFA.

"AFC sangat kecewa dengan kejadian-kejadian yang terjadi pada Selasa dan kami menegaskan bahwa kami memperlakukan masalah ini dengan sangat serius," ucapnya dalam pernyataannya.

"Tingkah laku seperti ini disayangkan oleh semua pihak untuk melindungi kepentingan terbaik sepak bola di Asia," tambah pria asal Bahrain ini.

Badan Sepak Bola Malaysia mendapat kritik keras dari para pendukung dan pemerintah setelah serangkaian hasil buruk yang berpuncak pada kekalahan 0-10 pekan lalu.

Kekalahan terbesar Malaysia menyusul hasil imbang 1-1 pada pertandingan kualifikasi saat mereka menjamu Timor Leste dan kalah 0-6 dari Palestina.

"FAM memandang isu-isu keamanan sebagai hal serius, khususnya keselamatan para penonton, pemain, dan ofisial di stadion," demikian pernyataan FAM.

Grup penggemar garis keras Ultras Malaya menjadi pihak yang disalahkan pada kejadian Sabtu, di mana grup itu menuding FAM tidak memiliki kompetensi dan mengancam untuk mengganggu jalannya pertandingan.

FAM "hilang kendali"

"Saya benar-benar kecewa dengan tingkah laku para penggemar," kata Ong Kim Swee, yang menjadi pelatih sementara setelah kekalahan besar dari UEA memicu pemecatan kepada pelatih Dollah Salleh.

"Meski dukungan para penggemar merupakan hal penting bagi tim manapun, apa yang mereka lakukan semalam telah merusak citra Malaysia. Di mana citra sepak bola Malaysia sedang terpuruk."

Sepak bola Malaysia telah dirusak oleh meningkatnya masalah perusuh sepak bola, bersamaan dengan skandal pengaturan pertandingan di liga-liga domestik.

Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa, menahan 25 orang, setelah pertandingan semifinal Piala FA Malaysia pada mei, dan Desember silam, lima pendukung Malaysia ditahan karena menyerang para penggemar Vietnam pada pertandingan semifinal Piala Suzuki.

Pada Rabu, para ofisial dibuat bingung dengan bagaimana suar dan kembang api dapat dibawa masuk ke dalam stadion meski terdapat pengamanan ketat yang melibatkan ribuan personel.

"Saya tercengang, meski sudah ada pengamanan ketat di dalam dan di luar stadion, para penggemar masih dapat memasukkan benda-benda terlarang," kata wakil presiden FAM Mokhtar Ahmad seperti dikutip The New Straits Times.

"Hanya ada 10.000 penggemar di dalam stadion namun bahkan pihak keamanan tidak dapat mengendalikan mereka," tambahnya, menagih penjelasan pihak kepolisian.

Namun menteri olahraga Malaysia Khairy Jamaluddin, yang bahkan sempat melontarkan usul untuk menskors FAM setelah kekalahan 0-10, kembali menyalahkan badan sepak bola ketika ia mencuit, "FAM kehilangan kendali di stadion mereka sendiri."

Presiden FAM Tengku Abdullah Ahmad Shah mengatakan pada Senin bahwa ia akan "mengundurkan diri dalam beberapa fase" setelah kekalahan 0-10.

FIFA belum dapat dimintai komentarnya untuk kejadian-kejadian pada Selasa. Demikian laporan AFP.

(Uu.H-RF/I015)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015