Yogyakarta (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berdasarkan hasil kajiannya memperkirakan sifat gempa bumi yang kemungkinan terjadi di wilayah selatan Pulau Jawa berpotensi menimbulkan tsunami.

"Ini yang perlu diwaspadai, karena meski magnitude gempa (di selatan Pulau Jawa) tidak terlalu besar dan kadang-kadang tidak terlalu dirasakan, tapi dampak tsunaminya besar," kata Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Masturyono dalam jumpa pers "Workshop Penguatan UPT BMKG dan BPBD dalam memahami rantai peringatan dini tsunami" di Yogyakarta, Senin.

Ia mengatakan, sesuai hasil kajian dan penelitian yang dilakukan oleh BMKG, potensi gempa di wilayah selatan Pulau Jawa memiliki sifat "slow earthquake" atau gempa yang hampir tidak terasa getarannya, namun potensi tsunami yang ditimbulkan cukup besar.

"Ini memang masih menjadi ranah penelitian, tapi dalam konteks gempa bumi dan tsunami, para ilmuwan kebanyakan bersepakat bahwa gempa di Selatan Jawa memiliki sifat slow earthquake," kata dia.

Menurut dia, sifat gempa tersebut memang berbeda dengan potensi gempa di Sumatera, di mana tsunami yang terjadi di Aceh pada 2004 diakibatkan oleh gempa bumi dengan magnitude mencapai 9.0 skala richter (SR).

"Namun di Selatan Jawa, gempa dengan magnitude 8.0 SR saja, bisa menyamai gempa dengan magnitude 9.0 SR di Sumatera," kata dia.

Oleh sebab itu, pada 2014 BMKG telah memasang dua alat sensor prekursor gempa yakni di Kecamatan Pundong, dan Piyungan, Kabupaten Bantul yang berfungsi memberikan informasi risiko gempa di zona itu.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Heri Siswanto mengatakan dengan potensi itu, sebelumnya pihaknya telah memetakan daerah-daerah yang kemungkinan terdampak tsunami di DIY.

Daerah yang kemungkinan terdampak tsunami, sesuai pemetaan yang dilakukan BPBD DIY pada 2012, menurut dia, yakni 10 desa dari tiga kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, 5 desa dari tiga kecamatan di Bantul, dan 18 desa di tiga kecamatan di Gunung Kidul.

Menurut Heri, dampak tersebut diasumsikan dari kemungkinan gempa bumi dengan magnitude 8.0 SR yang memicu gelombang tsunami dengan ketinggian 11 meter, serta memiliki potensi terjangan mencapai 2--3 kilo meter dari bibir pantai.

"Tergantung topografi daerah, kalau berbukit ya potensinya kecil," kata dia.

Sementara itu Kepala BMKG DIY, Tony Agus Wijaya mengatakan informasi tersebut bukan untuk membuat masyarakat resah, melainkan diharapkan membangun kesiapsiagaan masyarakat serta pemangku kepentingan di daerah.

"Informasi potensi ancaman gempa dan tsunami ini bukan untuk menakut-nakuti dan membuat masyarakat khawatir melainkan sebagai upaya peringatan dini," kata dia.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015