Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menegaskan bahwa Indonesia harus memiliki kilang minyak untuk mengolah dan menyimpan cadangan minyak di dalam negeri sehingga menekan defisit pada sektor minyak dan gas.

"Kita harus bersepakat , berkomitmen untuk bilang bahwa Indonesia butuh kilang," katanya dalam Dialog Energi Kebijakan Energi Nasional 2050: Paradigma Pengelolaan Energi Sebagai Modal Pembangunan, Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis.

Ia mengungkapkan Indonesia memang memiliki kilang minyak namun usianya sudah 20 tahun seperti kilang minyak Balongan. Namun belum ada kilang minyak baru, padahal kapasitas cadangan minyak untuk masa depan harus diperluas.

"Sudah 20 tahun lebih tidak bangun kilang," ujar anggota Dewan Energi Nasional ini.

Ia mengatakan negara saat ini mengalami defisit sektor minyak dan gas terutama akibat impor minyak mentah dan minyak olahan seperti bahan bakar minyak (BBM), sedangkan yang mengalami surplus adalah gas alam.

"Yang menentukan besar kecilnya surplus bagaimana kita bisa mengendalikan defisit minyak "crude oil" maupun "refine oil", BBM," ujarnya.

Untuk konteks minyak mentah. pemerintah tidak dapat berbuat apa-apa sehingga peluang yang ada adalah memperkecil defisit akibat mengimpor BBM.

"Selama kita tidak buat kilang defisit BBM akan semakin besar," ujar dia.

Ia mengatakan kilang minyak juga penting untuk menyangga ketahanan energi sehingga tidak bergantung kepada impor saat memenuhi kebutuhan BBM, apalagi masyarakat mendatang semakin sejahtera dan ekonomi semakin tumbuh sehingga permintaan BBM naik.

"Kita mau tergantung impor atau mulai membangun kapasitas sendiri?," tanya Bambang sembari berharap pemerintah memperhatikan pembangunan kilang minyak ini.

Memang pembangunan kilang minyak membutuhkan dana yang besar, namun ia mengatakan manfaat yang diberikan bersifat jangka panjang untuk kepentingan negara terutama dalam menstimulus neraca perdagangan. Dia juga tidak memungkiri peran serta swasta untuk membangun kilang minyak.



Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015