Sampit, Kalteng, (ANTARA News)  - Masyarakat Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mengeluh karena asap akibat kebakaran lahan kembali menebal sehingga mengganggu aktivitas masyarakat.

"Kemarin sempat dua hari Sampit tidak ada asap ketika Idul Adha, hari ini asap kembali parah. Ini tentu sangat mengganggu aktivitas dan kesehatan kita," kata Nadi, warga Sampit, Sabtu.

Pantauan di lapangan, asap yang menyelimuti Sampit kembali menebal. Hingga siang hari, jarak pandang aman diperkirakan hanya sekitar seratus meter, khususnya di lokasi-lokasi terparah seperti Jalan Jenderal Sudirman, Kapten Mulyono dan Tjilik Riwut.

Pekatnya asap diduga akibat api yang membakar lahan gambut belum sepenuhnya padam. Meski api di permukaan sudah tidak terlihat lagi, namun api di dalam tanah diduga masih menjalar sehingga menimbulkan asap tebal.

Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Bandara Haji Asan Sampit, hotspot atau titik panas yang terpantau di Kotim pada Sabtu pagi sebanyak 23 titik, Kabupaten Seruyan 15 titik dan Katingan 9 titik.

Titik panas di Kotim tersebar di Kecamatan Baamang 3 titik, Cempaga 1 titik, Kotabesi 2 titik, Mentaya Hilir Utara 1 titik, Parenggean 1 titik, Seranau 5 titik, Telawang 7 titik dan Teluk Sampit 3 titik.

Bupati H Supian Hadi mengatakan, tim gabungan terus memadamkan kebakaran lahan. Dia berharap kebakaran lahan dan kabut asap ini bisa segera diatasi agar tidak lagi mengganggu aktivitas masyarakat.

"Saya juga meminta BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) menelusuri, asap yang kembali pekat ini apakah karena titik api bertambah? Kalau titik api ternyata berkurang, berarti mungkin saja asap ini adalah kiriman dari kawasan lain," kata Supian.

Dia mengajak seluruh masyarakat membantu menanggulangi kebakaran lahan dan kabut asap yang masih terjadi hingga saat ini. Dia juga mendukung penegakan hukum oleh kepolisian terhadap siapapun yang ngotot membuka lahan dengan cara dibakar.

Pewarta: Norjani
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015