Dalam hal anggaran saja diperlukan suatu pembiayaan bersama."
New York (ANTARA News) - Wakil Presiden M. Jusuf Kalla mengatakan, Indonesia menawarkan pengalaman dalam pengelolaan pendidikan bagi negara-negara lain yang membutuhkan.

"Indonesia senang bisa bergabung dalam forum ini dan ingin berbagi pengalaman dengan negara-negara lain di dunia. Posisi Indonesia tidak untuk mencari bantuan, tetapi membagikan pengalaman kita dalam mengelola pendidikan wajib belajar sembilan tahun," kata Wapres Kalla di sela-sela menghadiri sidang majelis umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Kamis.

Sebelumnya Wapres Kalla didampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menghadiri pertemuan "The International Commision on Financing Global Education Opportunity" yang diselenggarakan PBB.

Kehadiran Indonesia dalam forum tersebut dinilai PBB sangat penting karena merupakan salah satu negara yang sejak awal ikut menggagas berdirinya forum di bidang pendidikan global.

"Mungkin saja Indonesia bisa tawarkan pelatihan guru-guru bagi negara-negara yang pendidikannya masih di bawah kita," kata Wapres.

Anies Baswedan menjelaskan, forum ini bermula dari pertemuan "World Education Forum" pada bulan April 2015 yang diselenggarakan di Icheong, Korea Selatan, yang dihadiri menteri pendidikan sedunia

"Ada lebih dari 130 menteri pendidikan dari seluruh dunia. kemudian atas inisiasi negara Norwegia dibentuklah Komisi Pendidikan Dunia," katanya.

Kenapa komisi ini menjadi penting? Anies menuruturkan, semua negara menyadari bahwa anggaran pendidikan secara total di seluruh dunia meningkat tajam, namun ternyata hal itu tidak merata. Untuk negara-negara maju memang meningkat, namun untuk negara-negara miskin kejadiannya justru sebaliknya.

"Jadi ada perbedaan yang besar. Dalam hal anggaran saja diperlukan suatu pembiayaan bersama," katanya.

Dari pertemuan di Korea Selatan tersebut dilanjutkan pada bulan Juli 2015 diselenggaran pertemuan "Oslo Education Summit".

"Di Oslo itulah ditetapkan ada lima negara yang menjadi penyelenggaran, yakni ketuanya Gordon Brown, kemudian negara Norwegia, Indonesia, Malawi, Chili dan Dirjen UNESCO," kata Anies.

Hal itu, dikemukakannya, kemudian disahkan dalam Sidang Majelis Umum PBB kali ini untuk menegaskan pendidikan sebagai upaya bersama dalam penggalangan dana pendidikan bagi negara-negara berkembang, dan ada forum untuk berbagi pengalaman dan kerjasama dalam bidang pendidikan.

"Ini penting bagi Indonesia, apalagi kita bisa aktif sejak awal," demikian Anies Baswedan.

Pewarta: Jaka Suryo
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015