Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak 15 haji asal Jawa Timur masih tertinggal di Arab Saudi hingga kepulangan Kelompok Terbang (Kloter) 64 yang merupakan kloter terakhir di Debarkasi Surabaya, Senin siang.

"Ada 22 haji dari Jatim yang sakit di Tanah Suci, namun tujuh haji diantaranya sembuh dan sudah pulang dengan kloter sebelumnya," kata Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Surabaya, HM Sakur, di Surabaya, Senin.

Menurut Sakur yang juga Kabid Haji dan Umrah Kemenag Jatim itu, 15 haji asal Jatim yang masih tertinggal di Arab Saudi itu meliputi 13 haji yang sakit, seorang haji dikabarkan wafat, dan seorang pendamping haji.

"Seorang haji yang dikabarkan wafat bernama Kulisah Makrup Somo dari Bojonegoro yang mengalami sakit pendarahan usus, namun petugas belum mendapatkan dokumen resmi dari rumah sakit," katanya.

Untuk seorang haji yang menjadi pendamping haji yang sakit adalah Sri Afifah A Sayuti dari Kabupaten Blitar atau Kloter 63 yang mendampingi suaminya bernama Moch Ichsan Sholeh yang sedang menjalani observasi.

"Tujuh haji yang dinyatakan sakit dan sudah pulang adalah Habib Mukri Abdurrohman dari Lamongan, Timbul Abdul Mutolib Saleh dari Lumajang, dab Kusni Mat Djamat dari Ponorogo," katanya.

Selain itu, Sardi Minto Muhammad (Sidoarjo), Samsuri Achmad Rais (Bojonegoro), Muji Mulyani Sueadji (Kota Malang), dan Nurhadi Marsum M (Trenggalek). "Mereka pulang dengan Kloter 30, 48, 55, 61, dan 62," katanya.

Ke-15 haji asal Jatim yang sakit dan belum pulang atau masih tertinggal di Arab Saudi adalah:.
1. Saiman Karto Rejo (Gresik).
2. Rahayu Astro Adji (Kabupaten Mojokerto).
3. Somo Dazim Besar (Lamongan).
4. Saripah Sarmun Sairun (Kota Batu).
5. Sarmawi Bahari I (Kabupaten Malang).
6. Juwarni Darsip Darmin (Kabupaten Malang).
7. Toeni Mattahan Buden (Kota Surabaya).
8. Kasmina Mangun S (Kabupaten Probolinggo).
9. Siti Nasokah Nasikin M (Trenggalek).
10.Soenardi Somo Pawiro (Kota Blitar).
11.Kurnain Syaiful Anwar (Tulungagung).
12.Samudi Diporedjo Djaid (Tulungagung).
13.Kulisah Markup Somo (Bojonegoro/dikabarkan wafat).
14.Moch Ichsan Sholeh (Kabupaten Blitar/observasi).
15.Sri Afifah A Sayuti (pendamping Moch Ichsan Sholeh).

"Mereka akan ditunggui petugas dari PPIH Arab Saudi hingga sembuh dan akan diurus kepulangannya oleh Kementerian Agama, namun kami akan selalu berkoordinasi, sehingga keluarga dapat menghubungi kami," katanya.

Ditanya haji asal Jatim yang wafat di Tanah Suci, ia menjelaskan hingga Kloter 64 (26/10) tercatat 129 haji asal Jatim yang wafat di Tanah Suci dan tujuh haji yang wafat di Tanah Air.

"Penyebab wafat ke-129 haji di Tanah Suci itu antara lain korban Tragedi Mina ada 24 orang, Tragedi Crane ada dua orang, dan sakit yang umumnya respiratory disease, serangan jantung, hipertensi, dan cardiovascullar disease," katanya.

Menurut dia, jumlah haji yang sakit di Tanah Suci itu mengalami peningkatan hingga dua kali lipat dibandingkan dengan musim haji 2014 yang hanya mencatat 52 haji yang wafat di Tanah Suci.

"Untuk tujuh haji yang wafat di Tanah Air meliputi tiga orang meninggal di pesawat dan lainnya meninggal di Rumah Sakit Haji/Debarkasi Surabaya," katanya.

Menanggapi data itu, Kabid Kesehatan PPIH Surabaya, dr Susanto MSH SpKP, kepada Antara menegaskan bahwa hal itu terjadi karena 60 persen dari 27.323 calon haji asal Jatim tergolong risti (risiko tinggi) secara kesehatan.

"Dari 60 persen itu ada 20 persen yang tergolong risti berat, karena itu kami berusaha seoptimal mungkin melakukan pemeriksaan kesehatan jamaah haji, baik semasa di Tanah Suci maupun di Tanah Air, sejak pemberangkatan hingga pemulangan," katanya.

Bahkan, pihaknya juga melakukan antisipasi terhadap kemungkinan jamaah haji terduga MERS melalui pemeriksaan yang ketat bagi jamaah haji yang memiliki suhu tinggi melampaui 38 derajat.

Informasi yang diperoleh Antara menyebutkan bahwa petugas kesehatan PPIH Debarkasi Surabaya sempat menduga seorang haji asal Bulakbanteng Surabaya bernama Hodri (Kloter 4) terindikasi MERS, karena memiliki suhu tubuh 39 derajat, namun ternyata suspect TB.

"Saat pemberangkatan pun kami memulangkan tiga calon haji karena ada yang hamil, ada yang stres, dan ada yang pasca-operasi otak. Calon haji yang hamil bernama Erna Latifah Usroh (43) asal Jombang dengan usia kehamilan 4-5 minggu yang dilarang beribadah haji," katanya.

Pada musim haji 2015, PPIH Surabaya melayani 28.356 calon haji yang meliputi Jatim (27.323), Bali (512), dan NTT (521) beserta 320 petugas. Hingga Kloter 64, seluruhnya sudah pulang, kecuali yang sakit dan wafat di Tanah Suci. 

Pewarta: Edy M Ya'kub
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015