Padangpariaman (ANTARA News) - Pengelola bandara PT Angkasa Pura II mengungkapkan sekitar 3.000 penerbangan berbagai daerah di Indonesia terganggu akibat kabut asap dalam sebulan terakhir, terutama untuk jalur penerbangan Sumatera dan Kalimantan.

"Yang paling besar kena imbas adalah Jambi dan Pekanbaru diikuti Pontianak, sedangkan yang ikut terdampak antara lain Padang, Palembang, dan Kualanamu Medan," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi di Padangpariaman, Selasa.

Menurut dia data tersebut terhitung sejak 1 September hingga 10 Oktober 2015 baik yang mengalami keterlambatan, batal berangkat hingga kembali ke bandara asal

Untuk mengantisipasi asap salah satu upaya yang dilakukan memberikan peralatan tambahan bagi penerbangan, kata dia.

Ia memastikan mencegah terjadinya kecelakaan terus meningkatkan kapasitas sumber daya manusia sehingga peluang terjadinya kesalahan menjadi lebih rendah.

Selain itu pihaknya akan memaksimalkan bandara-bandara yang masih aktif seperti Padang, Palembang, Kualanamu dengan fasilitas yang lebih baik, ujar dia.

Sedangkan untuk jangka panjang akan dilakukan penelitian untuk meningkatkan kemungkinan lebih tinggi bagi penerbangan untuk dapat mendarat di wilayah yang diselimuti kabut asap, lanjut dia.

Misalnya jarak pandang minimal mendarat 1.500 meter diupayakan cara agar saat 1.000 meter tetap dapat beroperasi, kata dia.

Ia mengatakan hal itu bisa dilakukan dengan memperbaiki sistem komunikasi atau dengan menambah lampu penerangan di landasan pacu.

Sementara, General Manager PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Minangkabau Yayan Hendrayani mengatakan sejak kabut asap terjadi peningkatan penumpang terutama dari Pekanbaru.

Peningkatan terjadi sekitar 10 sampai 15 persen dan beberapa maskapai telah mengajukan penerbangan tambahan yang sifatnya kondisional, ujar dia.

Sementara Irene Susilo salah seorang penumpang Garuda Indonesia tujuan Jakarta di Bandara Internasional Minangkabau mengatakan keberangkatan harus tertunda hingga empat jam karena pesawat dari Jakarta belum mendarat.

"Ini karena kabut asap jadi sabar aja mudah-mudahan jarak pandang membaik dan penerbangan kembali normal," kata dia.

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015