Makassar (ANTARA News) - Dewan Pimpinnan Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sulawesi Selatan meminta kepada pemerintah agar lebih memaksimalkan perhatian kepada pesantren.

"Sekaitan dengan adanya Ranperda tentang penyelenggaraan pendidikan, kami sangat mendukung, sekalipun regulasi tersebut sangat terlambat di banding daerah-daerah lainnya," kata legislator PKB Sulsel Anwar Sadat di Makassar, Rabu.

Dia mengatakan, Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang penyelenggaraan pendidikan yang sedang digodok antara eksekutif dan legislatif di Sulsel ini harus didukung secara penuh.

Pihaknya juga berharap besar agar Ranperda yang masih dibahas ini menjadi momentum penting dalam peningkatan perhatian pemerintah terhadap pesantren.

Anwar Sadat yang juga Ketua Dewan Syuro PKB Sulsel ini menyatakan kewajiban pemerintah provinsi dalam penyelenggaraan pendidikan dan hak masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang layak sudah harus diatur dalam materi perda tersebut.

"ini adalah kewajiban dari pemerintah provinsi dalam penyelenggaraan pendidikan dan hak masyarakat untuk mendapatkan materi-materi keagamaan," katanya.

Menurut dia, PKB yang lahir dari rahim Nahdlatul Ualam (NU) inipun ingin menegaskan agar penyelenggaraan pendidikan dapat merata di mana saja, utamanya pesantren.

"Pesantren selama ini, kadang kurang mendapat sentuhan dan program. Raperda ini menjadi upaya pemerintah dalam pengembangan pesantren," ujar Anwar.

Dalam perda penyelenggaraan pendidikan harus pula tertuang sejumlah aspek, seperti pembiayaan, aturan, masalah infrastruktur, guru, pengawas dan sebagainya.

"Untuk itu, kami meminta pemerintah mempersiapkan semaksimal mungkin rancangan perda ini dengan baik, sekaligus meminta input dari masyarakat yang peduli dengan pendidikan," bebernya.

Selain itu, putera AGH Abd Malik ini berpesan agar pendidikan yang kadang selalu fokus hanya pada pembangunan fisik, bisa memulai untuk menggenjot SDM peserta didik, yang sebenarnya menjadi tujuan pendidikan itu sendiri.

"Pada intinya, kita sama-sama berikhtiar demi perbaikan generasi pelanjut," ujarnya.

Pewarta: Muh Hasanuddin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015