Maskot bagian dari sejarah."
Jakarta (ANTARA News) - Sosok "Drawa", yang diilhami burung Cendrawasih dari Papua, yang diperkenalkan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sebagai maskot Asian Games 2018 pada Minggu, 27 Desember 2015, mengundang banyak komentar dalam memaknainya, termasuk kalangan atlet nasional.

Mantan perenang nasional Wisnu Wardhana mengatakan, maskot dapat menjadi sebuah benda yang mewakili sebuah bangsa dan budaya tempat digelarnya acara.

"Maskot juga menjadi simbol dari event itu sendiri sesuai dengan tema dan semangat olahraga yang menjunjung tinggi sportivitas ," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.

Tak hanya itu, atlet terbaik SEA Games 1993 di Singapura tersebut juga menilai maskot dapat memberikan pesona bangsa Indonesia yang kaya sumber daya alam, termasuk burung Cendrawasih dari Papua.

Sementara itu, atlet bulu tangkis Edi Subaktiar menilai bahwa maskot dapat menjadi salah satu faktor pendukung kesuksesan sebuah perhelatan besar.

"Maskot juga menjadi salah satu hal yang akan membuat orang mengingat sebuah event. Maskot bagian dari sejarah," kata atlet ganda campuran pelatnas Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) berpasangan dengan Gloria Emanuelle Widjaja tersebut.

Menanggapi berbagai komentar atas "Drawa" si maskot Asian Games 2018 yang akan berlangsung di Jakarta dan Palembang itu, pihak Kemenpora pun menyatakan akan membahas perbaikan yang dipimpin Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) didukung Komite Olimpiade Indonesia (KOI).

"Untuk teknis dan kriteria revisi pembuatan maskot baru itu akan dirapatkan bersama Bekraf dan KOI pada awal pekan depan," kata Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan sekaligus Kepala Komunikasi Publik Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto, saat dihubungi ANTARA News, Sabtu. (baca: Kemenpora-KOI-Bekraf bahas revisi maskot Asian Games 2018)

Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016