Jakarta (ANTARA News) - Pihak keluarga Allya Siska Nadia yang meninggal dunia diduga setelah terapi di klinik Chiropractic First berharap polisi bisa menghadirkan dokter Randall Cafferty yang saat ini telah meninggalkan Indonesia serta meminta pemerintah mengawasi ketat praktik klinik serupa.

Randall Cafferty, dokter terapi yang diduga melakukan malapraktik terhadap Allya telah mangkir dalam dua kali panggilan pemeriksaan polisi.

"Pertama, harapan keluarga karena dokter itu mangkir dua kali panggilan tidak datang sama sekali. Kami meminta polisi menghadirkan Randall Cafferty. Pihak Chiropractic sepertinya juga sejauh ini kooperatif," kata Rosita P Radjah selaku kuasa hukum keluarga Allya di Jakarta, Jumat petang.

Rosita menjelaskan, menurut polisi bahwa Randall mangkir pada panggilan pertama karena meminta tunda sementara pada panggilan kedua dokter itu juga tidak hadir kemudian meninggalkan Jakarta.

Adapun harapan yang kedua, lanjut Rosita, pihak keluarga berharap pemerintah semakin ketat mengawasi klinik-klinik yang beroperasi untuk mencegah munculnya korban lain.

"Harapan kedua, sudah dilakukan sidak dan penyegelan di tujuh tempat maka agar menjadi perhatian bahwa pengawasan masih kurang terutama pada klinik-klinik yang memperkerjakan tenaga asing," jelas Rosita.

Rosita juga menyesalkan pihak Chiropractic First melalui dokter Randall yang tidak melakukan rontgen sebelum melakukan terapi kepada Allya melainkan hanya menggunakan hasil rontgen satu tahun sebelumnya.

"Juga disayangkan dokter mestinya merujuk untuk rontgen lagi, bukannya menggunakan rontgen lama satu tahun sebelumnya," kata Rosita.

Sebelumnya pada 6 Agustus 2015 Allya melakukan terapi di klinik Dokter Randall yang dilakukan dua kali dalam sehari yakni pukul 14.00 dan 19.00 WIB. Namun pada malam hari setelah terapi Allya mengeluh kesakitan pada bagian leher sehingga dilarikan ke UGD RS Pondok Indah untuk mendapatkan pertolongan optimal kemudian meninggal dunia pada pukul 6.15 WIB.

Rosita dan Ayah Allya, Alfian Helmy Hasyim, pun mengatakan pihak rumah sakit telah berupaya optimal menyelamaykan Allya.

"Sesuai dengan prosedur rumah sakit dan sudah maksimal berdasarkan standar operasional," kata Rosita.

"Dokter berusaha melakukan pompa jantung selama 30 menit hingga pukul 6.15 namun tidak terselamatkan," kata Alfian Helmy yang juga mantan pejabat PLN itu.

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016