Islamabad (ANTARA News) - Setidaknya 22 orang tewas dan lebih dari 40 orang terluka ketika beberapa pria bersenjata menyerbu satu universitas di Distrik Charsadda di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, Rabu pagi (20/1).

Menurut laporan salurah televisi lokal Urdu TV, ARY, insiden itu terjadi ketika satu kelompok yang terdiri atas empat teroris bersenjata jaket bunuh diri, granat tangan dan senjata otomatis menyelinap ke kampus dari belakang universitas pukul 09.05 waktu setempat.

Para teroris memanjat dinding luar universitas dan memotong kawat berduri pada dindingnya untuk melompat masuk ke gedung itu.

Mereka memanfaatkan jarak pandang yang menurun karena kabut tebal di area itu dan dengan mudah mencapai asrama mahasiswa yang berada di halaman belakang universitas.

Seorang siswa yang menyaksikan kejadian itu mengatakan dua penyerang mengalahkan para petugas keamanan sebelum memasuki setiap ruangan asrama mahasiswa, menambahkan bahwa mahasiswa yang ada di asrama berlarian ke sisi belakang setelah serangan.

Kedua penyerang juga menyerang departemen kimia universitas dan membunuh seorang profesor sebelum pasukan keamanan datang.

Serangan itu terjadi para Rabu pagi, ketika sebuah upacara digelar untuk memperingati ulang tahun kematian Bacha Khan, pemimpin politik terkenal di negeri itu yang dijadikan sebagai nama universitas menurut Fazal Raheem, wakil rektor Bacha Khan University.

Kesatuan besar pasukan keamanan, termasuk komando militer dan pasukan paramiliter Korps Perbatasan, dikerahkan ke universitas segera setelah serangan dilaporkan.

Tiga helikopter militer juga dikerahkan untuk memantau operasi menurut militer.

Tembakan sengit dan sedikitnya 10 ledakan terdengar di dalam kampus setelah serangan itu.

Juru bicara militer Pakistan Asim Saleem Bajwa mengonfirmasi bahwa operasi selesai pukul 12.10, setelah pasukan keamanan menewaskan empat penyerang dalam operasi yang dilancarkan pasukan keamanan setelah serangan.

Menurut laporan, keempat penyerang berusia antara 20 sampai 25 tahun dan terlihat seperti orang asing namun pemeriksaan forensik untuk mengetahui apakah mereka orang Pakistan atau bukan masih dalam proses.

Wakil rektor universitas mengatakan mereka yang tewas di antaranya seorang profesor di departemen kimia universitas, dua mahasiswi, empat petugas keamanan dan tukang kebun universitas.

Seluruh korban serangan dipindahkan ke Rumah Sakit Pusat Distrik di Charsadda sementara sebagian korban yang terluka serius dirujuk ke rumah sakit di kota tetangga Peshawar, ibu kota Khyber Pakhtunkhwa.

Banyak korban kena luka tembakan di kepala dan dada menurut sumber di rumah sakit, yang menambahkan bahwa beberapa masih dalam kondisi kritis dan jumlah korban meninggal bisa bertambah.

Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif mengutuk keras serangan itu dan mengikuti perkembangannya dari dekat serta mengarahkan institusi keamanan untuk mengejar fasilitator dan pendana serangan menurut pernyataan Kantor Perdana Menteri.

Perdana Menteri juga mengumumkan satu hari berkabung nasional pada Kamis dan memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang.

Senat Pakistan juga meloloskan satu resolusi mengecam serangan itu dan menuntut senat mengadopsi kebijakan toleransi nol terhadap semua bentuk terorisme atau kelompok ekstremis di seluruh negeri.

Seluruh institusi pendidikan di Charsadda ditutup sampai akhir bulan setelah serangan itu. Masa berkabung tiga hari untuk korban serangan diumumkan oleh gubernur Khyber Pakhtunkhwa.

Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Maladewa Abdulla Yameen dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Pakistan juga mengutuk serangan itu.

Panglima Militer Jenderal Raheel Sharif mengunjungi universitas yang diserang setelah operasi selesai dan memimpin pertemuan keamanan tingkat tinggi di Markas Core di Peshawar.

Kelompok Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) yang terpecah mengklaim bertanggung jawab atas serangan di universitas itu.

TV Urdu lokal, Waqt News, mengutip Umar Mansoor, komandan Grup Geedar di TTP, mengatakan bahwa mereka mengirim empat pria untuk melakukan serangan merespons operasi militer Pakistan untuk memberantas militan di barat laut area suku.

Namun juru bicara TTP Muhammad Khorasani membantah terlibat dalam serangan.

Dia mengatakan kepada Express Tribune lewat surel bahwa "TTP dan pemimpinnya Maulana Fazalullah tidak ada hubungannya dengan serangan itu."

Serangan Rabu mengingatkan orang-orang pada serangan brutal yang dilancarkan militan Taliban ke sekolah yang dikelola militer di Peshawar pada 16 Desember 2014, yang menewaskan 150 orang yang terdiri atas 140 anak sekolah dan 10 staf sekolah, demikian seperti dilansir kantor berita Xinhua.

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016