Banyuwangi, Jawa Timur (AANTARA News) - Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Swedia dan Republik Latvia, Bagas Hapsoro, berkunjungan kerja ke Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu untuk menjajaki potensi ekspor produk daearah itu ke Swedia.

Dia mengatakan, sejak 2011 Indonesia dengan Swedia telah memiliki hubungan yang erat dalam bidang ekspor impor.

Sejumlah produk asal Indonesia yang telah diekspor ke Swedia antara lain, kopi, teh, minyak kelapa, CPO (minyak kelapa sawit,red), karet, alas kaki, pakaian, elektronik dan alat permainan.

Perdagangan Indonesia dengan Swedia, kata dia, tercatat nilai ekspor Indonesia ke Swedia mencapai sekitar USD 177 Juta.

"Dari keseluruhan produk ekspor Indonesia ini, kayu lapis Banyuwangi menjadi salah satu penyumbang ekspor ke Swedia. Pada 2015 lalu, Banyuwangi telah melakukan ekspor kayu lapis ke Swedia dengan volume 78.833 M3 senilai USD 129.329," ujar Hapsoro.

Impor dari Swedia berupa produk berteknologi tinggi yang berwawasan lingkungan, di antaranya teknologi panas bumi dan hydro power. Swedia pun, imbuhnya, menjadi salah satu investor terbesar ke Indonesia dengan nilai investasi Rp. 23,8 Miliar.

Selain kayu lapis, dia juga melihat kopi Banyuwangi memiliki pangsa pasar yang bagus untuk dikembangkan di Swedia.

"Ini sangat potensial sekali. Tentunya kopi ini harus di-package yang menarik dan bagus supaya bisa menembus pasar internasional," ujar Dubes Bagas.

Berdasarkan penilaian Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia, kopi Banyuwangi dikenal bermutu tinggi, bahkan kualitasnya dinilai di peringkat ke 4 setelah Jamaica, Hawai, dan Toraja. Produksi kopi Banyuwangi mencapai 7,8 ribu ton dengan luas panen 8,19 ribu hektare.

Selain produk eskpor, Dubes Bagas juga berkeinginan terus meningkatkan hubungan khusus antara Banyuwangi dan Swedia.

Salah satunya mendatangkan turis asing ke Banyuwangi. Dari total wisatawan Swedia yang ke Indonesia, yakni 27.600 wisatawan selama ini banyak berkunjung ke Yogyakarta, Bali dan
Sumatera.

"Selama dua hari kami di sini, saya lihat potensi wisata yang dimiliki Banyuwangi juga bisa menjadi daya tarik wisatawan Swedia. Alamnya yang sejuk serta kotanya yang bersih, menjadi poin alasan kedatangan turis Swedia kemari. Akan kita intensifkan promosi pariwisata Banyuwangi di Swedia," kata Dubes Bagas.

Dalam lawatannya, Dubes Bagas juga mengunjungi salah satu industri galangan kapal termoderen dan tercanggih yang ada di Banyuwangi, yaitu PT Lundin Industry Invest.

Perusahaan ini mempunyai ahli desain kapal dari berbagai negara, seperti Inggris dan Australia. Sementara ownernya, John Lundin adalah warga negara Swedia yang kini menetap di Banyuwangi.

Perusahaan ini dianggap memiliki teknologi canggih yang tidak banyak dimiliki oleh industri serupa di negara-negara lain dimana bahan kapal diproduksi menggunakan serat fiber yang kuat dan tahan korosi, seperti di
Eropa.

Saat ini Lundin tengah menggarap 10 unit kapal cepat berteknologi tinggi, berkecepatan 75 knot perjam, yang dipesan Swedia.

Pewarta: Masuki Astro
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016