Tulungagung (ANTARA News) - Polisi masih menyelidiki sebab-musabab kebakaran yang menghanguskan tiga unit bus pariwisata milik Zaenudin (46), warga Desa Rejosari, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (28/1) malam.

"Kami masih selidiki peristiwa (kebakaran) itu untuk memastikan apakah ada unsur sabotase atau sebab lain," terang Kasat Reskrim Polres Tulungagung, AKP Andria Putra, di Tulungagung, Jumat.

Saat ini, kata dia, petugas konsentrasi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di dalam garasi bus di Desa Rejosari.

Sebagian petugas juga meminta keterangan beberapa saksi, namun pemilik bus (Zainudin) sejauh ini belum bisa dikonfirmasi karena masih berada di luar kota.

"Pemeriksaan guna mengetahui apakah ada unsur kesengajaan dalam peristiwa itu atau memang benar terjadi kebakaran akibat konsleting," jelasnya.

Insiden kebakaran tiga unit bus pariwisata yang ditaksir senilai Rp2 miliar tersebut terjadi pada Kamis (28/1) sore, sekitar pukul 18.20 WIB.

Kali pertama kebakaran diketahui warga setempat yang sedang melintas, dan selanjutnya memberitahukan terhadap penjaga garasi tersebut.

Namun saat kejdaian itu dilaporkan ke polsek dan PMK (Pemadam Kebakaran), api sudah membubung tinggi dan melalap hampir seluruh badan ketiga bus parwisata tersebut.

"Sempat terjadi beberapa kali letusan, yang diduga akibat api yang menjalar ke tempat bahan bakar bus. Tiga bus tersebut kondisinya hangus dan rusak parah," tutur Oki Prasetyo, salah seorang warga di sekitar lokasi kejadian.

Upaya pemadaman api oleh tim PMK menggunakan dua unit mobil damkar (pemadam kebakaran) sempat terkendala karena banyaknya kerumunan warga di sekitar lokasi serta suplai air yang habis.

Setelah disemprot dari berbagai sisi selama kurang lenih tiga jam, api berhasil dipadamkan namun kondisi bus sudah hangus.

"Api sempat berhasil dipadamkan sekitar pukul 21.30 WIB, namun pada tengah malam atau dini harinya api muncul kembali sehingga petugas terpaksa kembali ke lokasi kejadian dan melakukan upaya pemadaman untuk kedua kalinya," terang Aan, petugas PMK.

Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016