Bandung (ANTARA News) - Para pemilik golongan darah langka di Jawa Barat yang tergabung dalam Komunitas Rhesus Negatif Indonesia, "kopi darat" alias bersilaturahmi di Kota Bandung, Minggu, sebagai sarana edukasi, sosialisasi dan tukar pengalaman masing-masing anggotanya.

"Tidak ada yang perlu ditakutkan dengan warga yang golongan darahnya Rhesus Negatif (Rh-). Sekali lagi Rhesus Negarif bukan penyakit, ini sama dengan varian golongan darah A,B, AB dan O," kata Ketua Umum Rhesus Negatif Indonesia, Luci Murniati, di sela-sela kegiatan.

Ia menuturkan saat ini jumlah warga di Jawa Barat yang golongan darahnya Rhesus Negatif mencapai sekitar 200 orang. "Di Bandung sendiri ada sekitar 85 orang. Cuma memang, yang bergabung di kita itu menerima pemilik darah Rhesus Negatif," kata dia.

Menurut dia, sebagai komunitas di bidang sosial kemasyarakat (non profit) yang dibentuk atas dasar kesamaan rhesus darah dan ketergantungan yang tinggi antar sesama pemilik darah rhesus negatif, sehingga jika suatu saat ada salah satu di antara pemiliknya membutuhkan transfusi dapat teratasi dengan cepat.

"Aktivitas utama kami adalah terus mencanangkan gerakan sadar rhesus. Hal ini karena dari kasus-kasus yang masuk permintaan kebutuhan darah adalah baru mengetahui rhesus negatif pada saat butuh transfusi darah," kata dia.

Minimnya informasi tentang rhesus, lanjut dia, membuat anggapan masyarakat umum terhadap warga yang golongan darahnya Rhesus Negatif menjadi salah yakni dianggap sebagai sebuah kelainan darah, penyakit atau penyebab penyakit.

"Padahal yang benar, Rhesus Negatif itu hanya salah satu jenis variasi golongan darah. Pandangan masyarakat salah terhadap Rhesus negatif mungkin juga karena Rhesus Negatif ini hanya dimiliki oleh orang-orang bule," kata dia.

Pihaknya berharap ke depannya komunitas yang dikelolanya tersebut bisa lebih dibantu oleh instansi terkait termasuk pemerintah karena saat ini hampir setiap hari komunitasnya menerima permintaan darah dari warga yang golongan darahnya Rhesus Negatif.

"Hampir setiap hari kita dapat masukan untuk kebutuhan darah Rhesus Negatif. Ini artinya semakin banyak pemilik kebutuhan itu, berati kita harus cari pendoro baru. Kita merasa sebagai komunitas swadaya, kita mau kedepannya kita dibantu instansi terkait, termasuk pemerintah," katanya.

Kepala Seksi Pelayanan Darah PMI Kota Bandung Yanni Nuraniy mengusulkan agar pertemuan bagi warga pemilik golongan darah Rhesus Negatif lebih sering dilakukan.

"Dan kami juga terus mendorong agar warga mau mengecek apa gorongan darahnya dan apa rhesusnya. Ini penting dilakukan agar kita menjadi tahu," kata Yanni.

Dikatakan dia, warga yang memiliki golongan darah Rhesus Negatif tidak perlu panik, takut dan bingung terlebih saat ini ada komunitas bagi pemilik golongan darah langka tersebut.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016