"Para pasukan terbagi dalam tiga grup, karena salurannya bercabang-cabang," kata Komandan Detasemen IV, Satkopaska Koarmabar, Kapten Laut Edy Tirtayasa di Jakarta, Kamis.
Dalam penelusuran di gorong-gorong tersebut, pasukan elite TNI Angkatan Laut itu tidak menemukan benda asing yang mencurigakan di dalam saluran.
Namun, Edy menyebut bahwa pihaknya hanya menemukan sedimentasi tanah atau lumpur yang telah mengeras dan menutup hampir sebagian besar lubang saluran.
Bahkan, sedimen tersebut menyebabkan personel Kopaska tidak mampu menelusuri seluruh saluran sehingga harus menghentikan kegiatan penyusuran.
Edy mengatakan pihaknya mendapat permintaan bantuan untuk menyusuri gorong-gorong di sekitar Istana Merdeka tersebut dari Pemerintah Provinsi DIKI Jakarta pada Selasa (1/3) lalu.
Permohonan bantuan tersebut dikarenakan Kopaska memiliki kemampuan menggunakan alat-alat penyelaman yang memadai.
"Sampai saat ini kami hanya diperintahkan untuk menyusuri saluran ini saja, belum ada saluran lain ke depannya," kata Edy.
Selain pasukan Kopaska, kegiatan pengecekan gorong-gorong tersebut juga dibantu oleh petugas dari Dinas Tata Air Aliran Tengah, Dinas Pekerjaan Umum, Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), dan Dinas Pemadam Kebakaran.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta para petugas PPSU agar sering-sering melakukan pengecekan saluran air.
"Saya minta semua petugas PPSU agar turun ke lapangan, rajin-rajin mengecek saluran air yang ada di wilayah DKI Jakarta. Apalagi, sekarang sedang musim hujan," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (2/3).
Basuki mengatakan pengecekan secara berkala di tiap-tiap saluran air di Ibu Kota bertujuan untuk mengindentifikasi penyebab terjadinya genangan air.
"Setelah diketahui penyebab genangan itu, kami berharap petugas PPSU bisa segera mengambil tindakan, sehingga tidak ada lagi genangan yang muncul di lokasi tersebut," ucap dia.
Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016
