Jakarta (ANTARA News) - Maskapai penerbangan Singapore Airlines telah menerima pengiriman armada pesawat Airbus A350-900 pertamanya dari Airbus Delivery Centre di Toulouse, Perancis, yang merupakan pesawat pertama dari 67 pesawat A350 lain dalam pemesanannya.

"Penambahan armada pesawat A350-900 merupakan bukti nyata dari komitmen Singapore Airlines yang telah dijalani sejak lama untuk mengoperasikan armada pesawat yang berusia muda serta modern," kata CEO Singapore Airlines Goh Choon Phong dalam rilis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Menurut dia, A350 akan membawa sebuah perubahan bagi Singapore Airlines karena memungkinkan maskapai itu untuk melakukan penerbangan dengan jarak yang lebih jauh secara non-stop.

Selain itu, lanjutnya, pesawat tersebut dinilai juga akan membantu kami untuk meningkatkan daya saing jaringan penerbangan serta mengembangkan hub Singapura lebih jauh lagi.

Armada awal pesawat A350 milik Singapore Arilines akan dilengkapi dengan 253 kursi yang terdiri dari tiga kelas kabin, yakni 42 kursi di Kelas Bisnis, 24 kursi di Kelas Ekonomi Premium dan 187 kursi di Kelas Ekonomi.

Di Indonesia, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengapresiasi maskapai penerbangan Garuda yang berhasil melakukan renegosiasi pembelian pesawat dengan pihak Airbus pada Singapore Airshow 2016 beberapa waktu lalu sehingga terjadi penghematan 20 persen.

"Kami mengharapkan renegosiasi terus dilanjutkan dan kami menitipkan agar dalam renegosiasi juga diarahkan untuk memberdayakan industri komponen dalam negeri," kata Menperin saat mengunjungi Hangar 4 Garuda Maintenance Facility (GMF) di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jumat (4/3).

Menurut dia, diarahkannya renegosiasi ke arah memberdayakan industri komponen pesawat dalam negeri bisa dilakukan, antara lain dengan membimbing guna mendapatkan "part manufacturer approval" (PMA) dari Airbus.

Hal tersebut karena selama ini, lanjutnya, perusahaan manufaktur asal Eropa tersebut juga telah memberikan PMA kepada industri-industri komponen di India dan Tiongkok. "Bahkan, Airbus mendirikan dan membangun fasilitas litbang dan aerospace park serta fasilitas perakitan, bahkan dengan pembelian pesawat oleh kedua negara tersebut," kata Saleh Husin.

Sebagaimana diwartakan kantor berita Xinhua, Airbus pada hari Selasa (16/2) mengatakan bahwa kawasan Asia-Pasifik akan membutuhkan 12.810 pesawat baru dalam dua dekade mendatang untuk memenuhi meningkatnya permintaan penumpang.

Dalam perkiraan terbaru untuk kawasan, dan berdasarkan pada pertumbuhan tahunan lalu lintas penumpang 5,6 persen, Airbus memperkirakan permintaan untuk pesawat mencapai senilai dua triliun dolar AS dalam 20 tahun ke depan, yang mewakili 40 persen dari permintaan global.

"Asia-Pasifik akan terus mengalami pertumbuhan lebih kuat daripada kawasan dunia lainnya karena lebih banyak orang terbang dan lebih sering," kata John Leahy, Direktur Operasi Airbus.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016