Medan (ANTARA News) - Legenda bulu tangkis nasional Rudy Hartono memberikan motivasi kepada atlet-atlet bulu tangkis cilik di Kota Medan, Sumut, agar giat berlatih sehingga kelak mereka menjadi pebulu tangkis andalan Indonesia di pentas dunia.

"Saya latihan mulai umur 8 tahun sampai 18 tahun juara All England. Itu semua berkat latihan yang keras," katanya di hadapan 76 pebulu tangkis cilik yang mengikuti audisi yang digelar PB Jaya Raya untuk mencari bibit-bibit atlet berbakat, di Medan, Senin,

Juara All England 8 kali tersebut mengatakan untuk menjadi seorang atlet yang berprestasi, tidak dapat diraih dengan mudah dan serta merta, melainkan harus melalui kerja keras dengan latihan secara terus menerus dan dibarengi disiplin yang tinggi.

"Karena tanpa disiplin yang tinggi, jangan pernah bermimpi untuk prestasi. Disiplin adalah kunci sukses," kata Ketua Umum PB Jaya Raya itu.

Dalam kesempatan itu ia juga menyampaikan bahwa PB Jaya Raya dibentuk tahun 1976 dan hingga kini telah menghasilkan banyak bintang bulu tangkis dunia seperti Rudy Hartono, Imelda Wigoena, Susi Susanti, Bambang Supriyanto, Mia Audina, Tony Gunawan, Candra Wijaya, Markis Kido, Hendra Setiawan, Andriyanti Firdasary.

Selama 40 tahun berkecimpung di pembinaan bulitangkis nasional, atlet-atlet Jaya raya telah berhasil mengharumkan nama Indonesia dengan memenangkan berbagai kejuaraan bergengsi seperti Olimpiade, Asian Games, SEA Games, kejuaraan dunia, All England dan berbagai turnamen lainnya.

Bahkan dari enam medali emas yang direbut Indonesia di kancah Olimpiade, pemain-pemain klub yang didirikan pengusaha Ciputra itu mampu menyabet tiga emas.

Medali emas tersebut dipersembahkan oleh Susy Susanti dalam Olimpiade Barcelona 1992, Tony Gunawan/Candra Wijaya di Olimpiade Sydney 2000 dan Markis Kido/Hendra Setiawan di Olimpiade Beijing 2008.

"Kami berharap dari Medan nantinya akan banyak muncul pebulutangkis-pebulutangkis yang mampu meneruskan tradisi emas Indonesia di kancah internasional," katanya.

Pewarta: Juraidi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016