Jayapura (ANTARA News) - Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP) melakukan investigasi terhadap dugaan kasus percobaan pemerkosaan terhadap bidan Jesica Unmehopa (23 tahun), pegawai tidak tetap (PTT) di Pustu Arogolik, yang berada di bawah Puskesmas Kurulu, Wamena, Kabupaten Jayawijaya pada Selasa (10/5).

Tim investigasi dibawah pimpinan Ketua Harian UP2KP, Esau Rumbiak. "Kami tiba di Wamena pada Senin (17/5) siang dengan Maskapai Penerbangan Trigana Air," kata Esau Rumbiak, di Wamena, Selasa.

Menurut dia, setelah pihaknya tiba di Wamena, langsung mendatangi tokoh agama katolik, Pastor Jhon Djongga lalu mereka mendatangi pengurus Ikatan Bidan Indonesia (IBI) cabang Jayawijaya, yang sementara mengumpulkan para bidan untuk membahas masalah percobaan pemerkosaan terhadap bidan Jesica Unmehopa di Aula Klinik Putri, Wamena, Senin sore.

Dalam pertemuan, Esau mengatakan tim yang dipimpin datang untuk mengecek secara langsung kebenaran kasus.

"Selain itu, kami datang untuk mengecek kasus ini dari kemanusiaan, ketika kami mengetahui tentang informasi ini kami langsung turun dan melihat secara langsung," ujarnya.

Menurut Esau, tenaga bidan yang ditempatkan sangat membantu pemerintah di bidang kesehatan, sehingga persoalan tersebut perlu diklarifikasi secara baik dengan pemerintah setempat.

Melalui momentum itu, Esau menyampaikan bahwa tim dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua, bersama ibu Gubenur Papua juga menyusul ke Wamena pada Selasa ini untuk melakukan pertemuan guna membahas kejadian tersebut.

"Kami datang lebih dahulu, untuk melakukan investigasi awal dan akan dilaporkan ke tim dari Provinsi Papua," ujarnya.

Setelah pertemuan, tim UP2KP langsung mendatangani keluarga Jesica untuk meminta kronologis kejadian.

Seusai menemui keluarga Jesica, kata Esau, tim langsung mendatangi Asisten I Sekda Kabupaten Jayawijaya, Tinggal Wusono yang kini menjabat pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Jayawijaya, untuk membicarakan kasus tersebut.

Sementara itu, Oliphina Rumbekwan ketika dikonfirmasi mengatakan sebenarnya upaya pertemuan yang dilakukan bukan semata-mata mencari popularitas karena tugas dari seorang bidan itu adalah tugas dari Tuhan untuk menyelematkan ibu dan anak di Kabupaten Jayawijaya.

Namun, kata dia, hal yang membuat masalah itu diangkat sampai ke permukaan karena salah satu rekan bidan Jesica Unmehopa (23 tahun) pada Selasa (10/5) dilaporkan bahwa dia hampir diperkosa di Desa Wara, Kecamatan Kurulu

"Sejak kasus itu dilaporkan, saya selaku Ketua IBI tidak bisa berbuat apa-apa karena waktu itu kita juga sedang evaluasi di Dinas Kesehatan untuk melihat kinerja di 13 Puskesmas yang ada di Jayawijaya, termasuk sembilan puskesmas pemekaran yang ada, jadi waktu itu saya tidak diijinkan untuk keluar, padahal saya sudah gelisah ada apa dengan adik saya ini," ujarnya.

Dia mengaku, kala itu Pelaksana Tugas Kepala Dinas sudah menugaskan Kepala Puskesmas untuk melihat kasus tersebut, namun tidak dilaporkan ke IBI, terkesan didiamkan.

"Para bidan yang memberikan informasi lewat telpon, akhirnya kami berembuk bahwa ini kejadian yang tidak bisa kita diamkan," katanya.

Setelah berumbuk, kata dia, pihaknya memutuskan untuk melakukan demonsrasi secara damai pada Rabu (12/5) untuk menyampaikan semua pihak khusus di Kabupaten Jayawijaya, untuk melihat situasi yang ada.

"Karena kejadian itu terjadi pada saat jam kerja, kemudian bidan yang nyaris diperkosa ini pakai seragam putih itu yang kita heran, pakai baju putih-putih saja tidak dihargai ini yang kita bilang tidak bisa kita diam, kita harus bertindak tegas," ujarnya.

(KR-MUS/E008)

Pewarta: Musa Abubar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016