Sebelum Lebaran 2016, holding RS BUMN diharapkan sudah terealisasi. Proses kajiannya sudah selesai, selanjutnya tinggal menetapkan bentuk badan usahanya atau nama PT-nya,"
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian BUMN menargetkan pembentukan holding (induk usaha) Rumah Sakit BUMN terealisasi pada awal Juli 2016.

"Sebelum Lebaran 2016, holding RS BUMN diharapkan sudah terealisasi. Proses kajiannya sudah selesai, selanjutnya tinggal menetapkan bentuk badan usahanya atau nama PT-nya," kata Ketua Tim Koordinasi Optimalisasi Pengelolaan Rumah Sakit BUMN, Dany Amrul Ichdan, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis.

Menurut dia, Tim Koordinasi sedang berupaya menuntaskan berbagai aspek dalam pembentukan holding RS BUMN tersebut, mulai dari statusnya yang masih menjadi anak usaha hingga soal aset.

"Ada beberapa rumah sakit yang belum diinbreng (aset digabungkan), misalnya tanah masih milik induk. Ada juga yang masih dipegang oleh yayasan BUMN sehingga perlu di spin-off," ujarnya.

Saat ini tambahnya, terdapat 79 rumah sakit yang dimiliki oleh perusahaan BUMN seperti PT Pertamina (Persero), PT Pelni (Persero), PT Perkebunan Nusantara (PTPN), PT Timah (Persero), PT Bukit Asam (Persero), PT Pelindo (Persero), PT Semen Padang.

Dari jumlah tersebut sebanyak 30 RS diantaranya terbentuk sejak perusahaan induknya berdiri.

"Jika semua rumah sakit tersebut berada salam satu pengelolaan atau menjadi satu holding, maka diproyeksikan total asetnya bis mencapai Rp40 triliun," ujarnya.

Ia menggambarkan, RS BUMN jika digabungkan akan memiliki jaringan terbesar, demikian juga dari sisi aset akan menjadi yang terbesar juga.

Ia mengakui, saat ini Tim Koordinasi sedang menuntaskan pengumpulan kesepakatan dari pemilik Rumah Sakit BUMN yang ada di daerah dan di seluruh Indonesia agar sesuai dengan yang dicanangkan yaitu memiliki jaringan, model standarisasi dan sistem pengelolaan manajemen rumah sakit," ujarnya.

Menurut catatan, saat ini PT Pertamina (Persero) dengan Rumah Sakit Perta Medika menjadi pengelola rumah sakit yang memiliki jaringan dan aset paling besar jika dibandingkan rumah sakit milik BUMN lainnya.

"Jika Perta Medika menjadi induk holding, siap saja. Tapi bisa juga melebur dengna BUMN lainnya. Intinya siapapun itu yang menjadi leader, pengelolaan secara bersama," ujar Deny.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016