Yogyakarta (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Daerah Istimewa Yogyakarta menjelaskan tinggi gelombang di perairan laut selatan yang mencapai 2,5 hingga 4 meter dipicu angin timuran.

"Salah satu sumber pemicu adalah kecepatan angin timuran yang cukup besar," kata Koordinator Pos Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG) Yogyakarta Joko Budiono di Yogyakarta, Rabu.

Menurut Joko, angin timuran disebabkan perbedaan tekanan udara yang cukup signifikan yaitu di sebelah barat Australia yang memiliki tekanan udara tinggi dan sebelah barat Sumatera yang memiliki tekanan rendah.

Joko mengatakan kecepatan angin timuran rata-rata mencapai 10-20 knot atau mencapai 18-36 kilometer per jam, sehingga mendorong pembentukan gelombang yang tinggi.

"Penyebab kencang tidaknya angin karena faktor perbedaan tekanan. Semakin besar perbedaan maka semakin kencang," kata dia.

Menurut dia, kondisi tinggi gelombang di pesisir laut selatan tersebut akan terjadi hingga seminggu ke depan dan puncak paling tinggi pada 9 Juni 2016.

"Kami perkirakan selama seminggu ke depan kindisinya masih sama," kata Joko.

Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Wahyu Pristiawan meminta warga yang beraktivitas di pantai selatan DIY khususnya wisatawan dan nelayan meningkatkan kewaspadaan.

"Bahkan untuk nelayan dengan kapal kecil-kecil kami imbau tidak melaut dulu," kata dia.

Berdasarkan pantauan di lapangan yang dilakukan olah BPBD DIY hingga saat ini tidak ada korban jiwa akibat tinggi gelombang itu.

Meski demikian, hampir di seluruh garis pantai pesisir selatan DIY, terdapat bangunan yang rusak karena empasan ombak, khsusunya di pantai kawasan Bantul, Gunung Kidul, dan Kulon Progo.

Ia menyebutkan kerusakan bangunan paling parah sepanjang pantai kawasan Gunung Kidul yang tercatat 71 gazebo, 18 rumah makan, dan 5 lapak pedagang, dan 3 pos SAR rusak diterjang ombak.

Sementara di Bantul ada 30 warung dan satu Pos SAR rusak, dan di Kulon Progo ada 12 warung, 40 lapak pedagang, 4 mercusuar, dan 7 perahu nelayan rusak.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016