Kami kerahkan semua sumber daya yang ada dalam upaya untuk melanjutkan pencarian 13 korban yang belum ditemukan tersebut,"
Semarang (ANTARA News) - Tim SAR dibantu aparat keamanan baik TNI dan Polri serta masyarakat masih terus mencari penduduk yang menjadi korban bencana tanah longsor dan banjir yang menimpa beberapa wilayah di Jawa Tengah dalam dua hari terakhir ini.

Keterangan yang dihimpun dari berbagai daerah yang tertimpa bencana banjir dan tanah longsor, Senin, menyebutkan, di Kabupaten Purworejo yang menjadi daerah paling parah bencana tanah longsor, petugas dibantu masyarakat masih konsentrasi pada warga yang diduga masih tertimbun tanah tersebut.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan, pada Senin pagi korban yang belum ditemukan ada 19 orang, kemudian menjelang siang ditemukan enam orang sehingga yang hilang masih 13 orang.

"Kami kerahkan semua sumber daya yang ada dalam upaya untuk melanjutkan pencarian 13 korban yang belum ditemukan tersebut," katanya.

Hujan lebat yang terjadi di Purworejo pada Sabtu (18/6) mengakibatkan banjir bandang dan tanah longsor di sejumlah titik. Ada dua titik longsor yang menimbulkan banyak korban, yakni di Dusun Coak, Desa Karangrejo dan di Desa Donorati Kecamatan Loano.

Ia menuturkan pencarian korban akan dilakukan hingga tujuh hari ke depan setelah terjadi longsor.

"Nanti kita lihat dalam tujuh hari ini bagaimana, tentunya kami berharap 13 korban hilang itu bisa ditemukan.

Selain pencarian korban, katanya juga penanganan terhadap masyarakat yang terdampak yaitu para pengungsi. Sebagian mereka memang ikut keluarganya dan sebagian ditangani pemerintah daerah.

Menurut dia penanganan pengungsian, logistik, dan peralatan tidak ada masalah.

"Perlu saya sampaikan adalah pemerintah berupaya melakukan mitigasi dan melakukan upaya pemulihan," katanya.

Bupati Purworejo Agus Bastian mengatakan, jumlah korban tanah longsor ada 62 orang, terdiri atas 33 orang meninggal, 16 orang luka-luka, dan sisanya 13 orang belum ditemukan.

Pada Senin pagi, tim SAR dan relawan kembali menemukan sebanyak delapan orang tewas di lokasi longsor di Dusun Caok Desa Karangrejo dan Desa Donorati, Loano, Kabupaten Purworejo.

Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Purworejo, Bambang Agus Purwanto mengatakan di Donoroti hingga Senin siang korban yang ditemukan tambah tujuh orang sehingga total 10 orang.

Kemudian di Dusun Caok tambah satu orang sehingga total korban yang ditemukan 11 orang.

Dua lokasi tersebut menjadi titik paling parah dan memakan banyak korban, masing-masing lokasi longsor menimbun 16 orang dan 15 orang.

Bantuan Logistik

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memastikan pendistribusian logistik bantuan untuk korban bencana alam banjir dan tanah longsor di beberapa kabupaten/kota, lancar serta tidak ada kendala.

"Hal itu karena logistik bencana di Jawa Tengah sudah didistribusikan sejak April 2016 di seluruh kabupaten/kota," katanya.

Ganjar menjelaskan bahwa Pemprov Jateng selama ini menggunakan sistem pendistribusian logistik bantuan korban bencana ke tiap kabupaten/kota sejak awal tanpa menunggu terjadinya suatu bencana alam.

"Seluruh logistik didistribusikan ke kabupaten/kota dulu agar tersedia setiap kali dibutuhkan, jadi ora ngebak-ngebaki kene dan rentang kendalinya lebih pendek," ujar mantan anggota DPR RI itu.

Kendati demikian, kata dia, semua dalam kontrol sistem informasi logistik Pemprov Jateng.

Menurut Ganjar, jika logistik yang sudah didistribusikan tersebut masih kurang, maka kabupaten/kota boleh mengajukan lagi ke Pemprov Jateng.

"Kabupaten/kota yang sudah meminta lagi contohnya adalah Kota Surakarta dan Kabupaten Kendal," kata politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.

Terkait dengan terjadinya bencana alam di sejumlah kabupaten/kota yang menimbulkan korban jiwa, Ganjar meminta pemerintah daerah menginventarisasi semua kerusakan, baik rumah, jalan, jembatan, pertanian, maupun kerusakan lain.

"Sektoralnya agar segera disampaikan ke saya, hari ini mereka saya minta untuk segera menyampaikan, maksud saya segera kita menyiapkan plan A dan B (penyelesaiannya)," ujarnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, jumlah korban bencana banjir dan longsor di Jawa Tengah hingga Senin (20/6) tercatat 47 tewas dan 15 orang hilang.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa anomali cuaca karena fenomena La Nina menjadi salah satu penyebab bencana di Jawa Tengah.

"Penyebabnya karena hangatnya suhu muka laut di atas normal perairan Indonesia Barat dan masuknya aliran massa udara basah dari samudera," kata Kepala Pusdatin Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta.

Dia menambahkan, BNPB telah memerintahkan semua badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi banjir, longsor dan puting beliung.

Selain itu, sejumlah daerah di Jawa Tengah bahkan mengalami bencana tanah longsor akibat hujan deras yang mengguyur sepanjang akhir pekan.

Pewarta: Hernawan Wahyudono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016