"Para ibu jangan "gaptek", terutama dalam menggunakan media sosial. Hal ini sangat penting untuk tumbuh kembang anak," ujar Deisti di Jakarta, Minggu.
Dia mengatakan anak harus tetap dibatasi dalam menggunakan media sosial. Pasalnya, saat ini di media sosial sendiri banyak mengandung muatan atau "konten" yang kurang layak untuk tumbuh kembang anak.
Untuk itu, para orang tua harus menjadi penyaring terhadap muatan-muatan negatif yang beredar di media sosial tersebut.
"Media sosial beda dengan televisi, kalau televisi ada lembaga sensor dan komisi penyiaran yang mengawasi tayangan tersebut. Sementara di media sosial sama sekali tidak ada."
Deisti juga meminta para orang tua mendampingi anaknya dalam menggunakan media sosial tersebut. Dalam beberapa waktu terakhir, para orang tua dikhawatirkan dengan keberadaan pesohor di media sosial yang menjadi panutan anak-anak. Masalahnya para pesohor di media sosial tersebut menampilkan kehidupan yang tidak sesuai dengan adat ketimuran.
Selain itu, dia juga meminta para anggota IIPG untuk menjadi pengguna media sosial yang aktif dalam memberikan informasi yang baik pada masyarakat.
"Sudah saatnya kita menjadi pelaku medsos yang aktif memenuhi infomasi medsos dengan berita seputar kegiatan sosial di IIPG. Tentunya kegiatan positif, turut serta dalam menyelesaikan berbagai persoalan disekitar kita," papar Deisti.
Dia juga berharap dengan meramaikan media sosial tersebut dapat memberikan inspirasi dan mengajak orang lain untuk melakukan kegiatan sosial serupa.
Deisti juga menyebut pihaknya telah mengukuhkan empat kepengurusan IIPG yakni di Riau, Jawa Timur, Sumatera Selatan, dan Kepulauan Riau.
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
