Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama Lion Group Edward Sirait berjanji memperbaiki manajemen penanganan keterlambatan penerbangan, setelah lima penerbangan Lion Air terlambat dan menyebabkan ratusan penumpang marah di Bandara internasional Soekarno-Hatta, Minggu (31/7).

"Kami tidak bisa menjamin, karena yang menjamin hanya Tuhan, namun kamu usaha untuk memperbaiki diri," kata Edward usai konferensi pers di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa.

Edward mengatakan keterlambatan penerbangan pada Minggu terjadi karena faktor operasional, namun ia tidak merinci faktor operasional yang dimaksud.

"Persoalan operasional itu dinamis, jadi bisa saja tiba-tiba karena beberapa pesawat mengalami penerbangan dan tidak bisa landing (mendarat) dan harus divert (dialihkan), dia kan harus menunggu," katanya.

Dia manambahkan bahwa proses pergantian pilot juga membutuhkan waktu, tidak secepat pergantian pengemudi lainnya.

"Ganti kru itu tidak seperti ganti seperti baik motor, mereka harus pre-flight lagi dan itu adalah bagian dari proses yang harus dijalani," katanya.

Selain itu, dia mengakui mempertimbangkan jam kerja pilot dan kebutuhan mereka untuk beristirahat setelah menempuh maksimum jam terbang.

"Tidak bisa kita paksa, kalau dipaksa malah enggak aman," katanya.

Edward mengatakan telah menyerahkan data-data terkait keterlambatan penerbangan di maskapainya ke Kementerian Perhubungan agar bisa dievaluasi secara komprehensif.

Dia mengatakan maskapai sudah dijatuhi sanksi atas keterlambatan penerbangan pada 10 Mei, berupa larangan menambah rute dan pesawat.

Kementerian Perhubungan mengevaluasi kinerja maskapai PT Lion Mentari Airlines setelah keterlambatan panjang lima penerbangan maskapai Lion Air pada 31 Juli 2016.


Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016