Surabaya (ANTARA News) - Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Surabaya menilai kesadaran efisiensi penggunan energi di sejumlah kantor instansi Pemerintah di Kota Surabaya masih rendah.

Kepala BLH Kota Surabaya Musdiq Ali Suhudi, di Surabaya, Jumat, mengatakan berdasarkan hasil audit energi yang dilakukan pemerintah pusat beberapa waktu lalu, memang terjadi pemborosan energi.

"Yang paling tinggi terjadi di kantor pemerintah. Selain itu juga pemborosan energi terjadi di rumah sakit dan hotel," katanya.

Menurut dia, pemborosan itu bisa dilihat dari penggunaan AC dengan suhu 16 hingga 18 derajat celcius. Padahal dengan suhu 24 derajat saja sudah cukup dingin. Bahkan ada juga satu ruangan dipasang dua AC, padahal cukup satu.

Selain itu, lanjut dia, penggunaan lampu juga boros. Ini terjadi lampu dibiarkan menyala meski tidak ada aktivitas. Selain itu, jenis lampunya bukan jenis LED yang hemat energi.

Sekarang ini, lanjut dia, sudah mulai ada kesadaran di sejumlah instansi untuk melakukan efisiensi energi, di antaranya mengatur suhu AC 25 derajat. Lampu memakai LED. Bahkan sekarang ada kantor yang memasang sensor, jika ada pergerakan manusia, peralatan elektonik dan penerangan akan menyala dan mati dengan sendirinya.

Tidak itu saja, lanjut dia, sekarang ini bangunan mulai banyak memasang jendela lebar dengan tujuan agar angin dan matahari bisa masuk ke ruangan sehingga tidak perlu menyalakan AC dan lampu.

"Kita ini kan triopis sehingga kaya akan sinar matahari. Maka tenaga matahari ini bisa disulap menjadi energi lewat solar cell. Dan sekarang banyak bangunan yang memakai solar cell," katanya.

Disinggung soal tenaga angin, Musdiq mengatakan di Surabaya tingkat kecepatan angin tak begitu cepat. Ini beda dengan di Belanda sehingga di sana dibangun kincir angin untuk diubah menjadi energi.

Meski begitu, lanjut dia, Pemkot Surabaya sedang mencoba proyek listrik bertenaga angin. Sekarang ini ada delapan unit kincir angin yang masing-masing dapat menghasilkan energi listrik sebanyak 450 watt terpasang di Pantai Kenjeran.

"Kami bekerja sama dengan PLN untuk menyalurkan suplai listrik itu ke rumah-rumah warga. Soal akan ada penambahan kincir angin, sedang dikaji lagi," katanya.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016