Palembang (ANTARA News) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sumatera Selatan mengingatkan masyarakat Muslim untuk teliti dalam memilih perusahaan jasa pelayanan perjalanan ibadah umrah dan haji plus agar tidak menjadi korban penipuan.

"Hingga sekarang ini masih banyak masyarakat yang menjadi korban penipuan travel umrah dan haji plus yang menawarkan biaya murajemaahh dan tidak perlu menunggu bertahun-tahun untuk berangkat, kondisi ini perlu disikapi dengan lebih hati-hati dalam menentukan pilihan travel sehingga tidak semakin banyak yang menjadi korban," kata Ketua Yayasan Lembaga Konsumen (YLK) Sumsel Hibzon Firdaus, di Palembang, Minggu.

Dia nenjelaskan, akhir-akhir ini ratusan bahkan ribuan orang yang terlantar tidak dapat berangkat umrah dan fakta terbaru pada masa pemberangkatan jemaah calon haji Agustus 2016 ada perusahaan travel yang menjanjikan berangkat melalui negara lain.

Pada musim haji tahun ini ada perusahaan biro perjalanan menawarkan paket haji plus melalui Filipina yang pada akhirnya batal berangkat dan terlantar juga karena tergiur janji manis pengelola travel yang bisa memfasilitasi keberangkatan tanpa harus menunggu bertahun-tahun.

"Sebanyak 177 jemaah calon haji Indonesia ditahan pada 19 Agustus 2016 di bandar udara Manila, Filipina, karena terbukti menggunakan paspor Filipina untuk berangkat naik haji melaui negara tersebut," ujarnya.

Kebrangkatan jemaah calon haji melalui negara lain itu menurut dia tidak sesuai ketentuan karena menggunakan dokumen paspor Filipina akibat terbatasnya kuota haji Indonesia, sementara di negara tersebut masih banyak kuota haji yang tersisa.

Berdasarkan permasalahan itu, diharapkan dapat dijadikan pelajaran oleh masyarakat muslim di Sumatera Selatan dan daerah lain dengan tidak mudah tergiur dengan penawaran paket umrah dan haji plus yang menjanjikan kemudahan dalam proses keberangkatan dengan biaya murah tanpa harus menunggu lama untuk berangkat ke Tanah Suci Mekkah.

Dengan ketelitian yang tinggi diharapkan ke depan tidak ada lagi masyarakat yang menjadi korban penipuan serta tidak ada peluang lagi bagi biro perjalanan yang memanfaatkan momentum tingginya minat dan kemampuan masyarakat yang akan melaksanakan ibadah umrah dan haji, kata Hibzon.

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016