Jakarta (ANTARA News) - Logika yang tidak terasah ditambah keinginan serba instan bisa jadi alasan mengapa masih banyak orang terpikat sosok yang dianggap punya kesaktian di era modern ini. 

Misalnya, kasus padepokan Dimas Kanjeng milik Taat Pribadi yang dipercaya bisa menggandakan uang.

"Banyak orang ingin apa-apa segera sehingga tidak mengikuti logika dan akhirnya berpikir sekenanya," kata psikolog sosial Universitas Gajah Mada Faturochman saat dihubungi ANTARA News.

Keinginan menjadi kaya tanpa melalui proses yang wajar membuat segala cara dihalalkan, termasuk hal tak lazim di luar nalar. 

Dia mencontohkan, orang yang berpikir logis bahwa uang didapat dari kerja keras tentu merasa ragu ketika ada rezeki nomplok yang muncul secara "sim salabim". 

Dalam kasus ini, seseorang yang logikanya berjalan baik tentu paham bahwa tindakan menggandakan uang adalah ilegal. 

Sebaliknya, orang yang logikanya tidak berjalan bisa saja menerima sosok spiritual yang punya "kekuatan sakti" sebagai kebenaran yang tak perlu dipertanyakan.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016