Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi XI DPR Melchias Marcus Mekeng mengimbau badan usaha milik negara (BUMN) untuk melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) agar menjadi lebih transparan dan akuntabel.

"Sebetulnya, BUMN di IPO-kan saja biar lebih transparan dan akuntabel," ujar Melchias Marcus Mekeng ketika ditemui di gedung Bursa Efek Indonesia, di Jakarta, Selasa.

Mekeng mengatakan bahwa proses IPO BUMN di DPR juga relatif cepat, tergantung dari seberapa besar saham BUMN itu nantinya diminati oleh masyarakat atau investor di dalam negeri.

"Sektor mana saja terbuka. Yang penting ada pasarnya agar dapat terserap pasar. Proses di DPR juga tidak lama, kalau berkas sudah masuk akan dibahas dan didalami," katanya.

Sementara itu, Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya untuk menambah jumlah perusahaan tercatat atau emiten, termasuk BUMN maupun perusahaan modal asing (PMA) mencatatkan sahamnya melalui mekanisme IPO.

"Ada sekitar 70 perusahaan dengan 90 persen lebih pendapatan atau asetnya diraih dari Indonesia, tetapi sahamnya dicatatkan di bursa luar negeri. Itu, akan saya imbau untuk IPO sehingga masyarakat Indonesia juga bisa memiliki sahamnya dan menikmati keuntungannya," kata Tito.

Ia menambahkan bahwa bertambahnya jumlah perusahaan juga diharapkan dapat menambah semarak industri pasar modal domestik dan mendorong masyarakat berinvestasi.

"Saat ini, bursa akan tetap aktif mendorong perusahaan IPO dan masyarakat berinvestasi di pasar modal mengingat return (imbal hasil) di pasar saham domestik merupakan yang terbesar di dunia," katanya.

Ia mengemukakan bahwa rata-rata tingkat imbal hasil investasi di pasar saham domestik mencapai sekitar 18 persen.

"Kita masih terbesar di dunia. Investasi manalagi yang imbal hasilnya tinggi seperti itu," ucapnya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016