New York (ANTARA News) - Kurs dolar naik ke tingkat tertinggi sejak April 2003 terhadap sekeranjang mata uang pada Jumat (Sabtu pagi WIB), menandai peningkatan dua minggu terbesar sejak Maret 2015, karena pedagang meningkatkan spekulasi tentang dosis besar stimulus fiskal di bawah Presiden AS terpilih Donald Trump.

Juga memicu reli dolar adalah meningkatnya harapan bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga bulan depan, karena ada tanda-tanda kenaikan inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang membaik.

Greenback telah naik 7,3 persen terhadap yen selama dua minggu, kenaikan tertajamnya sejak Januari 1988 dan kinerja terkuat kedua terkuat di era nilai tukar mengambang.

Dolar telah mengalami penguatan beruntun menyusul kemenangan Donald Trump dari Partai Republik pada 8 November atas rivalnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, memicu melonjaknya imbal hasil surat utang negara AS di tengah kekhawatiran pinjaman pemerintah untuk mendanai program-program stimulus yang mungkin bisa meningkatkan inflasi.

Pedagang telah menangkap tentang pemotongan pajak, deregulasi dan belanja infrastruktur yang Trump kampanyekan sebagai negatif untuk obligasi dan positif untuk dolar.

"Ini telah menyebabkan gelombang pembelian dolar di seluruh papan," kata Richard Scalone, kepala valuta asing di TJM Broker di Chicago.

Yang pasti, masih belum jelas berapa banyak, jika ada, dari usulan kebijakan itu akan terwujud. Sikap Trump tentang imigrasi dan perdagangan, jika mereka menjadi undang-undang, bisa merugikan dolar, kata para analis.

"Dolar adalah wild card," kata Richard Bernstein, kepala eksekutif Richard Bernstein Advisors LLC mengatakan pada Reuters Global Investment Outlook Summit di New York.

Indeks dolar mencapai 101,48, tertinggi sejak awal April 2003 sebelum mengupas keuntungannya menjadi 101,25, naik 0,4 persen pada hari ini.

Indeks dari greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama berada di jalur untuk kenaikan 4,2 persen dalam dua minggu, yang terbesar sejak Maret 2015.

Sementara itu, Ketua Fed Janet Yellen tidak secara eksplisit mengatakan bank sentral AS akan menaikkan suku pada pertemuan kebijakan 13-14 Desember, dia mengatakan kepada sebuah panel kongres pada Kamis bahwa kenaikan suku bunga dimungkinkan "relatif segera." Kekhawatiran politik dan ekonomi luar negeri juga terus mengangkat dolar.

Euro, yang rentan terhadap sejumlah risiko politik, termasuk referendum konstitusi Italia bulan depan serta pemilu di Prancis dan di Jerman tahun depan, mencapai posisi terendah 11-bulan 1,0567 dolar. Euro terakhir turun 0,3 persen pada 1,0595 dolar.

Greenback mencapai tertinggi lima setengah bulan terhadap yen pada 110,92 sebelum kembali ke 110,64 yen, naik 0,6 persen dari posisi Kamis.

Sementara itu, yuan Tiongkok turun ke tingkat terendah delapan tahun di 6,9850 yuan per dolar.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016