Bangkok (ANTARA News) - Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha telah merombak kabinetnya, demikian bunyi pernyataan yang dimuat jurnal pemerintah Thailand, Royal Gazette, Jumat.

Perombakan itu merupakan langkah serupa keempat kalinya yang dilakukan Prayuth sejak ia mulai menjalankan kekuasaan pada 2014, lapor Reuters.

Prayuth, yang merupakan mantan kepala angkatan darat Thailand, mengambil alih kendali pemerintahan melalui kudeta tanpa pertumpahan darah pada Mei 2014.

Ia mengatakan kudeta perlu ditempuh untuk mengembalikan perdamaian dan stabilitas, menyusul aksi-aksi unjuk rasa antipemerintah selama berbulan-bulan yang mengarah pada terjungkalnya Perdana Menteri Yingluck Shinawatra beserta pemerintahan sipilnya dari kekuasaan.

Prayuth telah mengganti atau menunjuk 12 menteri serta wakil menteri pada Jumat malam, menurut daftar yang diumumkan dalam Royal Gazette.

Perubahan jabatan paling tinggi adalah pada posisi menteri kehakiman, pendidikan dan industri.

Belum ada kejelasan soal dampak apa yang akan ditimbulkan perombakan kabinet tersebut.

Perombakan terakhir yang sebelumnya dilakukan Prayuth adalah pada Agustus 2015 dengan tujuan untuk memusatkan misi pada perekonomian Thailand yang sedang terpuruk di tengah ekspor lemah serta permintaan pasar dalam negeri yang rendah sejak kudeta 2014.

Junta Thailand telah menjanjikan penyelenggaraan pemilihan umum pada akhir 2017 untuk mengembalikan negara itu ke demokrasi.

Berbagai hukum yang dikeluarkan pemerintah biasanya dianggap sah setelah muncul dalam Royal Gazette, jurnal umum.

Raja baru Thailand Maha Vajiralongkorn telah menunjuk para anggota baru dewan kerajaan pada awal bulan ini.

Vajiralongkorn naik takhta pad 1 Desember setelah ayahnya, Raja Bhumibol Adulyadej, wafat pada 13 Oktober.
(Uu.T008)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016