Beijing (ANTARA News) - China, Jumat, menyatakan ketidakpuasan setelah pemimpin kerohanian Tibet Dalai Lama bertemu dengan Presiden India Pranab Mukherjee dengan mengatakan mengharapkan India mengakui biksu pemenang Nobel Perdamaian itu sebagai pemberontak berkedok agama.

Mukherje menerima Dalai Lama dan pemenang lain Nobel Perdamaian dalam pertemuan hak anak di istana kepresidenan pada Minggu, lapor Reuters.

Mereka termasuk Putri Charlene dari Monako dan mantan Presiden Timor Timur Jose Ramos Horta.

Pemerintah India mengabaikan "tentangan kuat dan tegas" China karena mengatur Dalai Lama berbagi panggung bersama Mukherje dan menemui dia, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Geng Shuang dalam jumpa pers harian di Beijing.

"China sangat tidak puas dan dengan tegas menentang ini," kata dia yang juga menambahkan bahwa Dalai Lama menggunakan kedok agama untuk terlibat dalam kegiatan separatis dan China menentang segala bentuk kontak resmi dengan dia.

China ingin India untuk menyadari "esensi separatisme anti-China oleh kelompok Dalai Lama dan mengambil langkah-langkah untuk menghalau dampak negatif dari kejadian ini" untuk menghindari terganggunya hubungan antara dua raksasa Asia, kata Geng.

Meskipun Dalai Lama telah mengadakan pertemuan pribadi dengan para pemimpin India, konferensi hari Minggu adalah acara publik pertama, kata kepala politik pemerintah Tibet di pengasingan yang berbasis di kota bukit Dharamsala, India utara.

"Ada banyak pemerintah Eropa menghindari untuk mengudang yang Mulia. Dan sekarang presiden India mengundang yang Mulia. Saya pikir ini adalah pesan yang kuat kepada dunia, dan khususnya kepada Beijing," kata kepala politik tersebut.

China menganggap Dalai Lama sebagai separatis, meskipun ia mengatakan dirinya hanya berusaha mencari otonomi sejati bagi tanah airnya, Tibet, Himalaya, yang "dibebaskan dengan damai" oleh pasukan Komunis China pada tahun 1950.

Dalai Lama melarikan diri ke pengasingan di India pada 1959 setelah pemberontakan yang gagal terhadap kekuasaan China.

China juga menyatakan ketersinggungan pada India bulan ini, atas kunjungan mereka ke wilayah perbatasan yang sensitif, tempat bermukimnya tokoh agama Tibet senior lainnya Karmapa Lama yang merupakan biksu ketiga paling senior dalam Buddhisme Tibet.

Karmapa Lama diketahui melarikan diri ke pengasingan di India pada 2000. India adalah rumah masyarakat Tibet di pengasingan.
(Uu.R030/B002)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016