Jakarta (ANTARA News) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPRD RI) Komisi VI Idris Laena mengingatkan pentingnya menjaga persatuan Indonesia di tengah maraknya isu suku agama ras dan antar-golongan (SARA) yang terjadi akhir-akhir ini.

“Dulu kita kenal istilah devide it empera. Dan benar saja bahwa yang terjadi seolah-olah ada agenda terselubung untuk memecah belah kekuatan bangsa dengan menggunakan isu sara,” kata Idris dalam siaran pers yang diterima ANTARA News di Jakarta pada Selasa.

Idris yang sedang berada di London menyoroti pandangan masyarakat London melihat kondisi perekonomian Indonesia yang dianggap sudah terlalu liberal dan kebebasan berpendapat yang sudah terlalu longgar.

“Bahkan menurut mereka, di Eropa sendiri masih ada rambu yang membatasi orang berpendapat. Sehingga persoalan hukum dan kebijakan politik, tidak bisa diintervensi oleh siapapun atas nama publik. Apalagi sekedar opini yang mengatasnamakan rakyat,” ujarnya.

Masyarakat London menilai jika Pemerintah Indonesia terus melakukan pembiaran maka tidak menutup kemungkinan akan dimanfaatkan oleh sekelompok orang untuk memuluskan agenda terselubung yang indikasinya bisa dirasakan dengan politik adu domba.

Idris mencontohkan kondisi negara di Timur Tengah yang cukup banyak diintervensi oleh negara luar sehingga menimbulkan ketidakstabilan dalam berbagai aspek.  

“Menurut saya, pandangan tersebut memang perlu diwaspadai. Karena kalau melihat sejarah bangsa-bangsa yang pernah mengalami konflik pada akhirnya tidak pernah ada yang bisa survive kembali,” jelas Idris.

“Jika kemudian ditunggangi oleh negara besar yang berkepentingan maka sudah pasti menjadi bangsa yang gagal seperti yang terjadi di Afganistan, Irak, Yaman dan sekarang yang menjadi perhatian adalah perang antar saudara yang ditunggangi oleh negara lain yaitu di Suriah,” sambungnya.

Politisi Golkar itu menjelaskan, Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan memiliki sumber daya alam melimpah serta kondisi geografis yang strategis menjadi sasaran dari intervensi negara luar. Oleh karenanya persatuan antar komponen masyarakat sangat diperlukan guna menghadapi tantangan global tersebut.

 ''Dan untuk negara seperti Indonesia, rasanya akan menjadi sasaran dari intervensi negara luar. Mengingat peta geografis, demografi dan kekayaan alam Indonesia yang luar biasa. Bukankah pada pasca-reformasi kita telah kehilangan Timor Leste,” tutup Idris laena.

  

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017