... pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada keseluruhan tahun 2016 tercatat sebesar 5,28 persen."
Semarang (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) menyatakan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) berkontribusi cukup besar terhadap pencapaian ekonomi secara nasional.

"Di bawah kepemimpinan Gubernur Ganjar Pranowo yang berhasil meraih penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara dari Presiden Joko Widodo tahun 2015 dan 2016, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada keseluruhan tahun 2016 tercatat sebesar 5,28 persen," kata Deputi Gubernur BI Sugeng di Semarang, Senin.

Menurut dia, capaian tersebut cukup baik karena berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang senilai 5,02 persen.

BI menilai, untuk mendukung akselerasi perekonomian Jawa Tengah ke masa depan, konsumsi rumah tangga dan investasi diperkirakan masih menjadi mesin pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada 2017.

Konsumsi rumah tangga, menurut dia, akan didukung oleh pertumbuhan kelas menengah yang tinggi dan prospek pembukaan lapangan kerja.

Sementara itu, dikemukakannya, investasi juga diperkirakan akan meningkat ditunjang oleh akselerasi proyek infrastruktur, seperti lanjutan tol trans Jawa, PLTU Batang, Bandara Ahmad Yani dan Wirasaba, serta Bendungan Bener.

Dia mengatakan bahwa menghadapi berbagai tantangan di tingkat nasional maupun regional, BI berharap bisa terus meningkatkan kontribusinya di tingkat daerah, menjalankan peran sebagai penasehat strategi (strategic advisor) yang kredibel dan dapat diandalkan oleh pemangku kepentingan (stakeholder) utama di daerah.

"Sinergi Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah dengan pemerintah daerah yang selama ini telah berjalan dengan baik, harus terus dijaga bahkan ditingkatkan," katanya.

Terkait dengan hal ini, dia mengatakan berbagai inisiatif Bank Indonesia seperti klaster dan binaan UMKM, program elektronifikasi dan inklusi keuangan (financial inclusion) berupa penyaluran bantuan sosial secara nontunai terus dijalankan.

Selain itu, ia menyatakan, penertiban penyelenggara transfer dana (PTD) dan kegiatan usaha penukaran valuta asing bukan bank (KUPVA BB) tidak berizin perlu didukung optimal oleh Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah.

"Kami juga berharap Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah Jawa Tengah dalam pengendalian inflasi. Salah satunya melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang pada tahun 2015 lalu berhasil mendapatkan gelar sebagai TPID Terbaik Tingkat Provinsi di Kawasan Jawa," katanya.

Dia mengatakan penguatan koordinasi sangat diperlukan, misalnya yang telah dilakukan pada Agustus 2016 lalu, yaitu penandatanganan kerja sama klaster program pengendalian inflasi komoditas bawang putih di 8 kabupaten di Jawa Tengah, terutama dalam menghadapi sejumlah risiko terkait penyesuaian administered prices serta risiko kenaikan harga volatile food.

"Upaya-upaya ini diharapkan dapat membantu pencapain sasaran inflasi 2017 secara nasional, yaitu sebesar 4,1 persen," katanya menambahkan.

Pewarta: Aris Wasita Widiastuti
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017