Kairo (ANTARA News) - Seorang ulama Mesir pada Kamis (11/5) dilarang berkhutbah dan akan menghadapi persidangan di pengadilan karena mengatakan bahwa orang Kristen dan Yahudi mengikuti agama yang korup dan tidak akan masuk surga.

Salem Abdel Galil, seorang bekas pejabat kementerian keagamaan, menyampaikan perkataan itu dalam acara televisi dan memicu reaksi warga di negara yang baru saja menghadapi serangan ekstremis di gereja itu.

Kementerian keagamaan, yang mengontrol masjid di negara itu, mengatakan bahwa Abdel Galil tidak akan diizinkan menyampaikan khutbah salat Jumat kecuali dia mencabut kembali komentarnya.

Naguib Gobrail, seorang pengacara sekaligus aktivis Kristen Koptik, mengatakan kepada AFP bahwa pengadilan dijadwalkan menggelar sidang pada 24 Juni untuk meninjau pengaduannya mengenai sang ulama.

"Ini adalah fitnah agama dan mengancam kesatuan Mesir,” ujar Gobrail, merujuk pada undang-undang yang menghukum penghinaan terhadap agama yang telah digunakan untuk menghukum baik umat kristiani atau muslim.

Abdel Galil mengkritik ulama yang mengatakan bahwa orang Kristen dan Yahudi adalah "orang beriman".

Lembaga penyiaran swasta Mehwar yang menyiarkan pernyataan Abdel Galil kemudian meminta maaf.

Komentarnya mendorong Kementerian Agama untuk "melarang dia naik ke mimbar kecuali dia menyelesaikan kekacauan dan ketegangan akibat komentarnya" menurut pernyataan kementerian pada Rabu.

Abdel Galil pada Kamis juga meminta maaf mengenai pernyataannya, demikian menurut warta kantor berita AFP. (kn)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017