Jakarta (ANTARA News) - Departemen Keadilan (diketuai jaksa agung dan di antaranya membawahi biro penyelidik federal FBI), Rabu waktu AS, menunjuk Robert S. Mueller III, mantan jaksa yang menjadi direktur FBI pada 2001-2013 (semasa pemerintahan George Bush dan Barack Obama), sebagai penuntut khusus yang mengetuai penyelidikan dugaan intervensi Rusia dalam Pemilu AS November tahun silam.

Menurut New York Times, langkah lembaga pimpinan Jaksa Agung Jeff Sessions ini menjadi sinyal terang kepada Gedung Putih bahwa para penyidik FBI akan agresif mengungkap kasus itu sekalipun Presiden Donald Trump bersikukuh tidak ada persekongkolan dengan Rusia.

Robert Mueller sendiri setuju mengetuai investigasi itu, kata Wakil Jaksa Agung Rod J. Rosenstein.

The Time juga menyebut langkah ini sebagai konsesi dari pemerintahan Trump untuk Partai Demokrat yang menuntut dibentuknya penyelidikan independen dalam Departemen Keadilan. Seruan menunjuk penuntut khusus bergema setelah Trump memecat Direktur FBI James B. Comey pekan lalu.

"Dalam kapasitas saya sebagai pengembas tugas jaksa agung, saya memutuskan demi kepentingan publik untuk menggunakan kewenangan saya menunjuk penuntut khusus memikul tanggung jawab untuk masalah ini," kata Rosenstein seraya menyatakan, demi kepentingan publik, penyelidikan ini harus dipimpin seorang yang punya rekam jejak tinggi sebagai penegak hukum yang independen.

Mueller menjawab, "saya menerima tanggung jawab ini dan akan bekerja dengan sebaik-baiknya."

Keputusan menunjuk Mueller ini ditanggapi suka cita oleh para politisi Demokrat yang menyebut keputusan Departemen Keadilan itu sebagai langkah maju dalam menyelesaikan masalah yang sampai saat ini tak terungkap mengenai campur tangan Rusia dalam Pemilu tahun lalu, selain bisa mengetahui apakah presiden atau orang-orang dalam Gedung Putih telah ikut campur dalam penyelidikan.

Trump sendiri, menurut Gedung Putih, tenang-tenang saja menanggap keputusan Departemen Keadilan menunjuk Mueller itu.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017