Inilah yang seharusnya menjadi pemikiran bersama. Bukan jumlah hari sekolah."
Padang (ANTARA News) - Ketua Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Hardi Slamet Hood mengingatkan agar wacana sekolah lima hari tidak dijadikan polemik, apalagi sampai membenturkan dua organisasi keagamaan yang pro dan kontra.

"Persoalannya sekarang bukan berapa hari sekolah, tetapi bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan kita. Jangan sampai wacana ini jadi pemecah," katanya di Padang, Selasa.

Ia mengemukakan Indonesia pernah menjadi rujukan pendidikan bagi negara tetangga, seperti Malaysia, namun sekarang situasi dan kondisinya terbalik karena masyarakat Indonesia yang sekolah ke Malaysia.

Bahkan, ia menilai tingkat pendidikan Indonesia sekarang kalah dari Vietnam.

"Inilah yang seharusnya menjadi pemikiran bersama. Bukan jumlah hari sekolah," ujarnya.

Menurut dia penerapan belajar lima hari atau enam hari sebaiknya diserahkan pada masing-masing sekolah karena ada situasi tertentu pada masing-masing daerah yang tidak bisa digeneralisasi.

Ia mencontohkan keadaan sekolah di daerah pemilihannya, Kota Batam, Kepulauan Riau, yang harus melaksanakan dua shift karena kekurangan sekolah.

Merujuk pada hal itu, ia menambahkan, siswa yang sekolah pada shift dua bisa selesai malam karena pukul 13.00 WIB baru masuk sementara jam belajar adalah delapan jam.

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017