Jakarta (ANTARA News) - PT Kereta Api (Persero) Daops I Jakarta mengalami kerugian sekitar Rp200 juta akibat kebakaran yang terjadi di jalur KA Duri Angke, Jakarta Barat, pada Selasa (22/5) malam, hingga melelehkan rel serta terhambatnya sejumlah perjalanan KA. Kepala Humas PT Kereta Api (Persero) Daops I Jakarta, Akhmad Sujadi, di Jakarta, Rabu, mengatakan kerugian Rp200 juta berasal dari kerusakan peralatan seperti rel dan kabel sebesar Rp120 juta, sisanya dari penumpang yang tidak bisa berangkat. "Saat ini, akan diujicobakan KRL jurusan Kota ke Tangerang, mudah-mudahan bisa lancar hingga lintasan tersebut secepatnya dapat normal kembali," katanya. Ia juga mengakui kebakaran yang membuat rel meleleh tersebut menyebabkan terjadinya penumpukan penumpang yang hendak bertolak ke arah Tangerang. Sebelumnya dilaporkan, kebakaran puluhan rumah di kanan kiri jalur Kereta Api (KA) di Duri Angke mulai pukul 17.40 WIB telah menyebabkan melelehnya rel KA di kawasan itu. "Saya dapat laporan dari Kepala Stasiun Kebayoran, pada beberapa titik relnya ikut meleleh di kawasan itu," kata Sujadi di Jakarta, Selasa. Menurut Sujadi, kejadian kali ini adalah yang ketiga dan terparah karena Listrik Bagian Atas (LAA) dan persinyalan di jalur antara Stasiun Tanah Abang menuju Stasiun Kota itu ikut terbakar. "Akibatnya dua KRL (Kereta Rel Listrik) sempat terjebak dan kini telah ditarik ke Senen via Kampung Bandan," katanya. Dua KA Rangkasbitung lainnnya juga ditarik ke Stasiun Senen via Jatinegara lalu ke Tanah Abang. "Sudah pasti akibat kejadian ini, ribuan penumpang KA terlantar," katanya. Sujadi juga mengharapkan penanganan pemukiman liar di kanan kiri jalur KA harus ditertibkan dan melibatkan pihak terkait. "Ini sudah mengancam keselamatan semuanya karena jarak antara body KA dengan gubuk-gubuk itu hanya 20 cm. Padahal keberadaan mereka jelas-jelas liar. Kita sudah tertibkan berkali-kali, tetapi dukungan dari Pemda dan pihak terkait tidak pernah tuntas. Kesannya kami berjuang sendiri, padahal ini mengganggu ketertiban dan keindahan kota," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007