Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk mengantongi laba bersih Rp13,4 triliun atau meningkat 10,4 persen (year on year/yoy) pada semester I 2017, didorong ekspansi penyaluran kredit dan juga peningkatan pendapatan berbasis komisi (fee based income/FBI).

"Kredit secara konsolidasi yang disalurkan senilai Rp687,9 triliun atau tumbuh 11,8 persen (yoy) di semester I 2017, dari penyaluran kredit akhir Juni 2016 yang sebesar Rp615,5 triliun," kata Direktur Utama BRI Suprajarto dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis petang.

Dari total portofolio kredit BRI, kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mencapai 74,4 persen atau sebesar Rp490 triliun, sedangkan sisanya 26,6 persen.

Penyaluran kredit itu meningkatkan pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) sebesar 12,4 persen (yoy) menjadi Rp36,3 triliun. Sedangkan Marjin Bunga Bersih (Net Interest Margin/NIM) di paruh pertama tahun ini sebesar 8,1 persen.

Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) di akhir semester I 2017 sebesar 2,34 persen (gross). Jika dibandingkan akhir triwulan I 2017, NPL BRI naik 18 basis poin dari 2,16 persen. Namun jika dibandingkan semester I 2016, NPL BRI mereda 0,05 persen dari 2,39 persen.

Sehubungan dengan NPL itu, BRI juga menaikkan rasio cadangan terhadap kredit bermasalah (NPL coverge) untuk antisipasi menjadi 196,4 persen dari sebelumnya sebesar 150,7 persen.

Ekspansi penyaluran kredit BRI dibantu dengan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI yang sebesar Rp768 triliun atau naik 12,3 persen apabila dibandingkan dengan posisi akhir Juni 2016 sebesar Rp683,7 triliun.

Dana murah berupa giro dan tabungan (CASA) mendominasi DPK sebesar 56,09 persen dari keseluruhan total DPK.

Suprajarto mengatakan selain pendapatan bunga, pendapatan berbasis komisi juga mengerek laba perseroan. Pendapatan berbasis komisi BRI sebesar Rp49 triliun atau naik 19 persen (yoy).

"Komposisi FBI terhadap total pendapatan secara yoy naik dari 7,7 persen di bulan Juni 2016 menjadi sebesar 8,6 persen di bulan Juni 2017. Salah satu penyumbang FBI BRI terbesar adalah jasa transaksi e-channel dan kartu debit dengan komposisi sekitar 26 persen dari keseluruhan FBI BRI," jelas dia.


Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017