Target produksi yang relatif tinggi tersebut tentu harus diikuti dengan ketersediaan pasar. Makanya, kami mendorong investor masuk, apalagi di NTB belum ada pabrik pakan ternak."
Mataram (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menawarkan investor dari Uni Emirat Arab untuk membangun pabrik pengolahan jagung menjadi pakan ternak karena potensi bahan baku di daerah itu relatif melimpah.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB Husnul Fauzi, di Mataram, Senin, mengatakan tawaran tersebut disampaikan melalui Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Uni Emirat Arab (UEA) Husin Bagis.

"Saya juga sudah difasilitasi oleh Dubes untuk berkomunikasi melalui telepon selular dengan Direktur Aldahra Aisha Alafifi," katanya.

Melalui media Whatsapp, Husnul menyampaikan permohonan agar pengusaha dari UEA itu mau menanamkan investasi bidang pertanian, khususnya mendirikan pabrik pakan ternak di NTB.

Sebab, potensi penanaman jagung di NTB, cukup pesat pada 2017, yakni mencapai lebih dari 400.553 hektare dengan estimasi produksi 2,5 juta ton dalam bentuk pipilan kering.

"Direktur Aldahra belum menjawab karena masih menunggu terjemahan pesan Whatsapp yang saya kirim dari bahasa Indonesia ke Inggris," ujarnya.

Ia menyebutkan target produksi jagung pada 2017 jauh meningkat dibanding target tahun sebelumnya sebanyak 1,1 juta ton dengan realisasi mencapai 1,24 juta ton.

Target tersebut diamanahkan oleh Kementerian Pertanian karena menilai NTB memiliki potensi lahan kering yang relatif luas.

Target lahan tanam jagung seluas 400.553 hektare terdiri atas lahan sawah seluas 215.553 hektare (ha) dan lahan bukan sawah seluas 185.000 ha. Lahan bukan sawah tersebut difokuskan di Pulau Sumbawa.

Menurut Husnul, penambahan lahan jagung di Pulau Sumbawa, berdasarkan asumsi bahwa Pulau Sumbawa memiliki potensi lahan bukan sawah yang cukup luas bila dibandingkan Pulau Lombok.

Target lahan tanam jagung pada lahan bukan sawah seluas 185.000 ha tersebut tersebar di Kabupaten Sumbawa 90.165 ha, Dompu 20.376 ha, Bima 64.866 ha, Sumbawa Barat 6.378 ha, dan Kota Bima seluas 3.215 ha.

"Target produksi yang relatif tinggi tersebut tentu harus diikuti dengan ketersediaan pasar. Makanya, kami mendorong investor masuk, apalagi di NTB belum ada pabrik pakan ternak," katanya.

Pewarta: Awaludin
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017