Sidrap (Antara) -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan melakukan kunjungan kerja ke lokasi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap 75 MW yang berlokasi di Desa Mattirotasi dan Lainungan, Kecamatan Watangpulu, Kabupaten Sidrap, Sabtu (30/9).

Dalam kunjungannya ke lokasi tersebut, Jonan memantau kemajuan PLTB berskala utilitas pertama di Indonesia yang dikembangkan oleh PT UPC Sidrap Bayu Energi dengan investasi senilai 150 juta dolar AS.

Menteri ESDM mengapresiasi seluruh pihak terutama kepada Bupati Sidrap Rusdi Masse atas semua dukungan sehingga pembangunan proyek PLTB pertama di Indonesia ini sesuai rencana. 

Menjawab peluang pengembangan tahap selanjutnya, Jonan berpesan, "Pesan pemerintah hanya satu, tarifnya harus terjangkau. Tahap 1 PLTB pertama  ini tarifnya USD 11 sen per kWh flat, yang (tahap) kedua bagaimana? Kita nego lagi, kita akan akomodir, saya minta harganya bisa lebih rendah," ujarnya. 

Permintaan harga rendah tersebut tentunya beralasan. Sebab, UPC sudah melakukan pembangunan infrastruktur PLTB sehingga investasi yang dibutuhkan tidak setinggi tahap pertama.

Dalam konferensi pers di site Wind Turbin Generator (WTG) 6, Jonan menegaskan dukungannya untuk proyek fase II, "Pihak UPC akan melanjutkan untuk fase 2 dari proyek ini, tambahannya sekitar 50 MW, selama tarif cocok pasti jalan," tegasnya. 

Dalam kesempatan itu, Jonan turut didampingi Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Rida Mulyana  dan Dirjen Ketenagalistrikan Andy Noorsaman Someng. Sementara, pihak UPC hadir CEO UPC Renewables, Brian Caffyn dan Direktur PT UPC Sidrap Bayu Energi, Erwin Jahja. 

PT UPC Sidrap Bayu Energi merupakan konsorsium UPC Renewables Asia I, UPC Renewables Asia III, Sunedison dan Binatek Energi Terbarukan, untuk membangun proyek PLTB Sidrap. Dengan fasilitas maxpower yang menyediakan sebanyak 78,75MW, nantinya PLTB Sidrap pada kuartal pertama 2018 dapat mengirim 70-77MW pada titik interkoneksi.

Jumlah turbin yang akan dibangun total sejumlah 30 turbin, dimana masing plat berkapasitas 2.5 MW WTG pada menara baja setinggi 80 meter. Turbin yang digunakan adalah turbin angin Kelas IIA dengan panjang (jari-jari) baling-baling 57 meter, sehingga total tinggi pembangkit mencapai 137 meter.
  
Diungkapkan pihak UPC, kedatangan Menteri Jonan kali ini bertepatan dengan tonggak bersejarah dimana UPC Sidrap mulai mendirikan menara dan menaikkan komponen rumah dan bilah turbin menggunakan perangkat derek crawler crane LR 1600 berkapasitas angkat 600 ton yang sudah dimulai pertengahan September kemarin. Dengan mesin tersebut, UPC Sidrap dan para kontraktornya siap mempercepat pembangunan turbin-turbin angin dalam kurun waktu Oktober - Desember 2017, sehingga PLTB dapat mulai beroperasi sesuai target pada kuartal pertama 2018. 

CEO UPC Renewables, Brian Caffyn mengatakan, membangun PLTB di Indonesia menjadi tantangan tersendiri. "Beberapa pihak menyangsikan ini dapat berjalan, tapi saya menyukai tantangan, menyukai tempat ini, juga menyukai orang-orang disini, itu yang selalu memotivasi saya untuk membuktikan kepada semua pihak bahwa kami bisa," kata Brian.

Brian mengaku tidak khawatir melakukan investasi di Indonesia. Sebab, pihaknya berkomitmen untuk mengembangkan energi bersih di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017