Kita perlu menjaga kepentingan yang lebih luas ke depan bagi kedua negara."
Kupang (ANTARA News) - Duta Besar Republik Indonesia untuk Timor Leste Sahat Sitorus bersama Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya, melakukan pertemuan guna menjajaki penerbangan reguler secara langsung pergi-pulang antara Kota Kupang dengan Ibu Kota Timor Leste, Dili.

"Saya ke sini membawa misi khusus untuk membahas rencana penerbangan internasional yang menghubungkan Timor Leste-NTT," kata Sitorus di Kupang, Rabu (4/10).

Ia mengatakan, Pemerintah Timor Leste segera merevisi perjanjian udara (air agreement) untuk mendukung penerbangan internasional di negara itu.

Timor Leste yang berbatasan wilayah laut dan darat secara langsung dengan NTT di Pulau Timor, menurut dia, memiliki keterkaitan yang sangat dekat sekaligus ada ketergantungan satu sama lain, seperti di bidang transportasi dan ekonomi pada umumnya.

Kedua wilayah sangat dimungkinkan mengembangkan jalur transportasi udara melalui Bandar Udara (Bandara) El Tari Kupang dengan Bandara Nicolau Lobato Dili.

Oleh karena itu, ia mengemukakan, sangat penting untuk membangun hubungan bilateral, termasuk melalui NTT yang dapat dimaksimalkan dengan mendorong realisasi rute penerbangan langsung yang menghubungkan kedua wilayah

Selain untuk hubungan bilateral, dia mengatakan, kerja sama trilateral Indonesia-Timor Leste-Australia perlu dilakukan secara lebih nyata lagi pada semua sektor, termasuk perizinan.

Sitorus menyebut, kerja sama sejumlah sektor ekonomi yang perlu diperkuat, terutama sektor pariwisata, pertanian, transportasi, kelautan dan perikanan.

Dalam konteks kerja sama secara lebih luas itu, ia berharap peran serta pemerintah setempat untuk terus menjaga kelancaran lalu lintas manusia yang melewati perbatasan (cross border).

"Perlu terus diingatkan bahwa ada hukum internasional dalam melintasi perbatasan negara, harus dilengkapi dokumen paspor," katanya.

Hal ini untuk meminimalkan adanya masalah keimigrasian yang dapat mengganggu hubungan baik kedua negara, katanya.

Apalagi, Timor Leste memikiki wilayah kantong (enclave) dengan NTT, yakni Okusi.

"Kita perlu menjaga kepentingan yang lebih luas ke depan bagi kedua negara untuk maju bersama. Kami juga mendukung pembangunan pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat perbatasan sesuai program Nawacita Presiden Joko Widodo. Intinya, kami juga akan dukung semua program Pak Gubernur," katanya.

Sementara itu, Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengatakan kerja sama trilateral selama ini berjalan baik meskipun secara konkrit perlu dipertajam kembali dengan implementasi sektor-sektor yang telah disepakati bersama ketiga negara.

Sementara terkait perizinan sebagai persyaratan, lanjutnya menjadi hal penting untuk memberikan peluang bagi pelaku bisnis berivestasi, baik di bidang transportasi maupun sektor lainnya.

"NTT memiliki banyak potensi yang dapat nenarik banyak investor. Sektor pariwisata menjadi sektor yang cukup menjanjikan bagi peluang investasi juga sektor kelautan dan perikanan," kata Gubernur NTT dua periode itu.

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017