Saya bersedia membantu dan ikut dilibatkan dan berdirinya Little Bandung di Namur."
London (ANTARA News) - Di atas bukit Citadel Namur, Kerajaan Belgia, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengungkapkan mimpi sangat sederhana, namun tak sesederhana untuk dapat mewujudkannya, yakni beredarnya "Little Bandung" ke seluruh dunia.

"Mimpi saya sangat sederhana, bisa melihat adanya 'Little Bandung' di seluruh dunia," ujar pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, pada 4 Oktober 1971 itu kepada ANTARA News di Citadel Namur, Minggu (22/10).

Anak kedua dari lima bersaudara, yang akrab disapa dengan sebutan Kang Emil, itu pun mengungkapkan bahwa mimpinya mengenai "Bandung Kecil" (Little Bandung) adalah beredarnya banyak produksi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) khas Bandung dan Jawa Barat ke berbagai belahan dunia.

Untuk mewujudkan mimpinya, ia tentu saja harus banyak melanglang buana. Kebetulan, ia banyak mendapat undangan berkunjung ke berbagai negara. Namun, diakuinya pula, apa daya tidak semua yang dapat dipenuhi.

Dalam kunjungan kerja ke Eropa baru-baru ini, ayah dua remaja tersebut, tidak melewatkan waktu guna menjalin mimpi mewujudkan "Little Bandung" di Belgia, negara pertama dari kunjungan kerja kali ini.

Sehari sebelum mengikuti acara diskusi meja bundar tingkat tinggi dari Federasi Pengusaha Belgia (Federation of Belgian Enterprises/FEB), bersama Wakil Presiden M. Jusuf (JK), Ridwan Kamil melakukan penandatangan nota kesepahaman Kota Kembar (Sister City) dengan Pemerintah Kota Namur .

Kota Namur perlu menempuh sejam perjalanan dari Ibu Kota Kerajaan Belgia, Brussel, yang notabene juga menjadi Ibu Kota Uni Eropa dan Markas Besar Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Kang Emil langsung meresmikan "Little Bandung Mobile" di Namur, yang telah sah menjadi Kota Kembar-nya Bandung.

Lelah perjalanan dari Tanah Air ke Brussel pada pagi hari menjelang musim gugur tidak menghalangi Emil untuk langsung menuju Namur lantaran tidak sabar lagi ingin menyaksikan "Little Bandung Mobile".

Ia dibantu sang istri, Atalia Praratya, yang ikut menata berbagai barang promosi dibawa langsung dari Bandung dengan bantuan pengusaha UMKM asal Kota Kembang.

Emil juga berharap dengan bantuan diaspora yang ada di seluruh dunia, maka "Little Bandung" semakin mudah terwujud. Misalnya, di Paris (Prancis), Petaling Jaya (Malaysia), Seoul (Korea Selatan) dan Kota Cuenca (Ekuador).

"Little Bandung" akhirnya menjadi merek atau brand Kota Bandung di berbagai negara, baik berupa toko maupun media promosi lainnya yang bertujuan mengenalkan produk-produk khas "Paris van Java" itu ke mancanegara. Produk yang dipromosikan terdiri dari berbagai jenis, mulai dari kerajinan tangan, makanan ringan, hingga produk fesyen.

Di kota tua Namur, Emil tampak tancap gas mengurai mimpinya dengan mengajak pengusaha UMKM yang ikut dalam perjalanan ke Eropa dengan mengadakan pameran mini selama dua hari di Hotel de Ville, sebagai "Little Bandung Mobile".

Di belakang teras Kantor Wali Kota Namur, para pengusaha UMKM dengan bantuan Atalia Praratya memamerkan berbagai produk, seperti busana batik, perhiasan, kalung wayang, sepatu. tas, wayang golek, sampai kuliner kue nastardan berbagai jajanan khas Tanah Pasundan.

Tidak tanggung-tanggung, Kang Emil membawa tempat tidur dan menata "Little Bandung Mobile" berbentuk kamar tidur dilengkapi pernak-pernik kap lampu dan hiasan dinding. Ia tampak sibuk menata sendiri berbagai barang industri kreatif dan produk lainnya.

"Senang bisa ikut mempromosikan kuliner Indonesia berupa rendang Padang dan abon ikan kepada masyarakat di Eropa, khususnya di Namur Belgia," ujar Uni Elvi, yang bersama rekannya Feny Mustafa ikut memperkenalkan produk Shafira dan Sari Anggraini berpromosi di Namur.

Bahkan, pada pagi hari sebelum mengikuti diskusi meja bundar yang juga dihadiri Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Dubes RI di Brussel Yuri Octavian Thamrin dan Ketua Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani, Ridwan Kamil turut menyempatkan diri berkunjung ke Taman Pairi Daiza di Brugelette yang berjarak 85 kilometer dari Kota Brussel.

Alumni Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB) itu kembali menjajaki membuka gerai pamer dan menjual berbagai produk ala "Little Bandung".

Selain ke Belgia, dia menyempatkan diri pula menjajaki promosi ke Kota Bucharest (Rumania), Praha (Ceko) dan Kiev (Ukraina) bersua dengan pelaku bisnis di wilayah tersebut melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) maupun Diaspora Indonesia setempat.

Khusus kehadirannya di Namur, alumni program master di University of California, Berkeley, Amerika Serikat (AS), tersebut mengaku tidak lepas dari kunjungan Putri Kerajaan Belgia Astrid Jisephine ke Bandung tahun lalu dan disarankan untuk melakukan kerjasama dengan Kota Namur.

Namur, Ibu Kota Wilayah Wallonia yang berbahasa Prancis berpenduduk sekira 110.000 dinilainya sangat potensial dalam upaya memperkenalkan produk industri kreatif dari Bandung, dan juga menjadi pintu gerbang bagi produknya memasuki negara lain di Eropa.

Keterlibatan para Diaspora Indonesia di seluruh dunia tidak diharapkan akan dapat membantu mewujudkan impian "Little Bandung" mendunia. Hal itu diungkapkan pula oleh Miya Panama, diaspora bersuamikan pria Belgia dan menetap di Namur lebih dari 10 tahun.

Ia mengatakan bahwa sangat senang dan bangga dengan adanya kerja sama Kota Kembar antara Kota Namur dan Kota Bandung sekaligus diresmikannya "Little Bandung Mobile".

"Saya bersedia membantu dan ikut dilibatkan dan berdirinya Little Bandung di Namur," ujar istri Amin Dominique Bodart dan ibu dari Amelie itu.

Kang Emil juga menyempatkan diri berkunjung ke pabrik minyak wangi "Guy Delforge Parhumerie, sekaligus bersua dengan sang pemilik.

Ia mengisi buku tamu dengan menyebutkan bahwa Citadel adalah tempat yang indah memproduksi minyak wangi dan menginspirasi "keep up the great works". Ia menumpahkan antusiasme sekaligus inspirasi untuk tetap bekerja dalam mengapai mimpinya.

Ternyata, jiwa romantis juga tetap merekah dalam jiwa Kang Emil. Ia tak lupa berswafoto bersama sang belahan jiwa, Atalia Praratya. Hasilnya? Klik! Swafoto ala pra-nikah (pre-wedding) dari pasangan hidup beranak dua itu pun tampil bertabur awan seputih kapas yang berarak di atas Bukit Citadel Namur. (*)

Oleh Zeynita Gibbons
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017