Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) bersama FAO, IRD France dan LDD Thailand menyelenggarakan kegiatan 1st South East Asia Laboratory Network (SEALNET) Workshop dalam rangka perbaikan kualitas hasil analisis tanah di laboratorium tanah di Asia Pasifik dan untuk mengembangkan Standard Operating Procedure (SOP) yang selaras untuk uji tanah, serta meningkatkan kemampuan SDM laboratorium baik nasional maupun regional.

Siaran pers Balitbangtan menyebutkan, workshop yang dilaksanakan pada tanggal 20-25 November 2017 bertempat di Hotel Amarossa Bogor dihadiri oleh peserta dari 21 negara (Italia, Prancis, Thailand, Australia, Bangladesh, Bhutan, India, Laos, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Nepal, Filipina, Sri Langka, Thailand, Vietnam, Kamboja, China, Jepang dan Indonesia).

Workshop juga diikuti oleh manajer laboratorium dari ISRI, ISARI, IAERI, IVEGRI, IFCRI, ILETRI, BPTP Sulawesi Selatan, BPTP Sumut, BPTP Jawa Timur, Universitas Andalas, Universitas Hasanudin, Universitas Padjadjaran dan Institut Pertanian Bogor.

Perwakilan Global Soil Partnership dari FAO, Dr. Lucrezia Caon menyampaikan bahwa SEALNET memiliki tujuan utama untuk mendiskusikan mengenai harmonisasi hasil analisis laboratorium.

"Diharapkan dalam lima hari kedepan, peserta dapat melakukan sharing data dan menghasilkan kesepakatan bersama untuk menyelesaikan tugas pengembangan laboratorium baik dari prosedur maupun interpretasi hasil dengan tujuan pengelolaan lahan berkelanjutan," ungkap Dr. Lucrezia Caon.

Workshop SEALNET bertema "Perbaikan Mutu di Laboratorium Tanah Asia: terhadap standardisasi dan harmonisasi analisis tanah dan interpretasinya", diharapkan dapat mengkalibrasi dan menyelaraskan prosedur dan praktik pengujian tanah di laboratorium di kawasan ASEAN dan Asia yang lebih luas dalam konteks Asian Soil Partnership, serta menyiapkan kemampuan antar laboratorium di wilayah program untuk menerapkan prosedur dan proses Quality Control (QC) & Quality Assurance (QA).

"BBSDLP sangat concern terhadap perkembangan laboratorium tanah, kualitas data yang dihasilkan harus betul-betul terjamin dan usefull. Oleh karena itu networking antara laboratorium di ASEAN sangat diperlukan untuk penyusunan rekomendasi dan teknologi lahan yang tepat, diharapkan sharing dalam SEALNET ini menjadi media untuk peningkatan capacity building laboratorium, " ungkap Kepala Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP), Prof. Dr. Dedi Nursyamsi.

Menyadari pentingnya peranan laboratorium tanah dalam penelitian dan pengembangan, Badan Litbang telah mengembangkan laboratorium yang andal untuk mendukung penelitian berkualitas tinggi, sehingga rekomendasi dan data berbasis benar-benar menjawab permasalahan di lapangan.

Saat ini, Badan Litbang memiliki 19 laboratorium tanah terakreditasi nasional sesuai dengan standar nasional SNI ISO / IEC 17025: 2008 dengan berbagai kemampuan pengujian analisis kimia tanah. Laboratorium tanah ini berlokasi di 7 Pusat Penelitian dan 12 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). (AM/RM)

Pewarta: System
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017